DPR: Jangan Salurkan Zakat ke Tangan Kelompok Teroris Maupun Keluarganya

Selasa , 28 Jun 2016, 14:16 WIB
Zakat.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Zakat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI Siti Masrifah mengingatkan umat Muslim berhati-hati dalam menyalurkan zakat agar tidak jatuh ke tangan kelompok teroris maupun keluarganya.

"Kita tak perlu menyalurkan zakat ke pihak yang diragukan seperti keluarga teroris yang dianggap syuhada," kata Masrifah di Jakarta, Selasa, menanggapi imbauan situs-situs radikal untuk memberi zakat kepada keluarga "syuhada" yang hidup yatim piatu.

Apalagi, sebagian besar yang dianggap syuhada itu adalah orang-orang yang mencelakakan orang lain karena keyakinan yang salah soal "berjuang di jalan Allah". "Tak perlu disalurkan ke mereka jika dikhawatirkan akan jatuh ke tangan pelaku terorisme, kata Ketua Umum Perempuan Bangsa, sayap perempuan PKB, itu.

Pengajar di Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta itu mengatakan sesuai tujuannya sebagai pembersih jiwa, diharapkan zakat yang dikeluarkan itu sampai kepada orang-orang atau pihak yang tepat.

"Jangan sampai niat yang baik menghasilkan sesuatu yang tidak baik. Ini bertolak belakang dengan roh atau tujuan zakat itu sendiri," kata Masrifah.

Menurut dia, Islam mengajarkan agar zakat diberikan kepada delapan golongan, di antaranya fakir dan miskin, dan mendahulukan yang terdekat dengan pemberi zakat, bisa keluarga, tetangga, atau temen di lingkungan kerja yang memang membutuhkan.

Sementara itu, akademisi UIN Syarif Hidayatullah Dr Zubair MAg mengatakan bahwa sejatinya anak yatim wajib dibantu terlepas dari latar belakang keluarga, bahkan non-Muslim sekalipun.

"Kita wajib perhatikan dan berpikir bijak jika ada label syuhada dan mujahidin. Di sinilah peran pemerintah dibutuhkan, jangan sampai masyarakat terjebak mendukung terorisme," katanya.

Menurut dia, sebagaimana amanat UUD 1945 maka Pemerintah sebaiknya proaktif dalam memelihara anak yatim, apa pun latar belakangnya, agar tidak dimanfaatkan oleh pihak yang tak bertanggung jawab, termasuk kelompok teroris.

"Jangan biarkan mereka (kelompok teroris) mengambil simpatik masyarakat dengan kondisi keluarga mereka tersebut," kata Zubair yang juga menjabat sebagai wakil dekan di almamaternya itu.

Sumber : Antara