Kamis 16 Sep 2021 23:45 WIB

LaNyalla: Pembukaan Wisata Jatim tak Ganggu Penanganan Covid

LaNyalla menyebut pembukaan wisata bisa dibarengi dibangunnya stan-stan vaksinasi

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti optimistis pembukaan kembali destinasi wisata di Jawa Timur (Jatim) tak akan mengganggu kinerja pemerintah yang berupaya menurunkan risiko penurunan COVID-19 hingga ke level terendah.
Foto: DPD
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti optimistis pembukaan kembali destinasi wisata di Jawa Timur (Jatim) tak akan mengganggu kinerja pemerintah yang berupaya menurunkan risiko penurunan COVID-19 hingga ke level terendah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti optimistis pembukaan kembali destinasi wisata di Jawa Timur (Jatim) tak akan mengganggu kinerja pemerintah yang berupaya menurunkan risiko penurunan COVID-19 hingga ke level terendah.

Menurut dia, pembukaan destinasi wisata ini bahkan bisa dijadikan strategi untuk mempercepat proses penciptaan kekebalan tubuh komunal atau herd immunity melalui vaksinasi."Sediakan stan-stan vaksinasi di lokasi destinasi wisata. Jadi, sambil berwisata juga melakukan vaksinasi itu akan menjadi daya tarik bagi masyarakat," ujar LaNyalla dalam pernyataan di Jakarta, Kamis.

Lebih lanjut, ia mengatakan pembukaan destinasi wisata juga menjadi kabar baik pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengingat selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sektor ini terdampak cukup serius. Meski demikian, LaNyalla mengingatkan pembukaan tempat wisata harus tetap memperhatikan perkembangan status level serta lonjakan angka positif COVID-19.

"Jangan sampai pembukaan tempat wisata malah menjadikan lonjakan positif COVID-19 kembali terjadi," tutur dia.

Sebagaimana diketahui, melandainya jumlah positif COVID-19 yang terjadi di Jatim menjadi alasan pembukaan 154 tempat wisata di Jatim. Tempat wisata dari level 1 dan 2 ada disebut memiliki 257 titik dan 154 titik sudah buka terbatas serta bertahap.

Ketua DPD mengingatkan pemerintah untuk melakukan pengawasan ketat terhadap pengelolaan tempat wisata agar tidak menjadi klaster atau pusat penularan COVID-19."Pengawasan harus menetapkan sejumlah persyaratan, terutama pengunjung yang telah vaksin minimal sudah mendapatkan satu dosis suntik," kata LaNyalla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement