Rabu 10 Oct 2018 18:19 WIB

Komite III DPD Soroti Pelayanan Manasik Haji Kemenag

Kemenag disarankan membuat buku manasik haji yang lebih ringkas untuk jamaah.

Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komite III DPD RI dengan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Nizar Ali di Ruang Rapat Komite III DPD RI, Senayan Jakarta, Rabu (10/10).
Foto: DPD
Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komite III DPD RI dengan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Nizar Ali di Ruang Rapat Komite III DPD RI, Senayan Jakarta, Rabu (10/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menilai ada peningkatan layanan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2018 oleh Kementerian Agama. Pelayanan kesehatan, penginapan, transportasi, dan katering kepada jemaah haji dianggap lebih baik dari tahun sebelumnya. Namun, pelayanan manasik haji mendapat catatan khusus dari para senator.

Anggota DPD RI Abdul Jabbar Toba menilai, penyelenggaraan ibadah haji oleh pemerintah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan signifikan. Dikatakannya, pada tahun ini masyarakat di daerah cukup puas dengan pelayanan fasilitas penginapan, katering dan transportasi  di Tanah Suci dari Kementerian Agama.

Menurutnya, keluhan dari jemaah yang masih banyak disampaikan hanya seputar pelayanan manasik haji. “Jemaah kita banyak orang kampung yang tidak paham menggunakan fasilitas seperti hotel atau toilet. Manasik musim haji selanjutnya terkait informasi cara penggunaan fasilitas haji perlu disampaikan lebih detail agar jemaah yang dari kampung bisa lebih paham,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komite III DPD RI dengan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Nizar Ali di Ruang Rapat Komite III DPD RI, Senayan Jakarta, Rabu (10/10), seperti dalam siaran pers.

Anggota DPD RI asal Provinsi Riau Muhammad Nabil turut mengpresiasi penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Nabil yang ikut menjadi pengawas ibadah haji tahun ini merasakan ada perbaikan dalam hal penyelenggaraan ibadah haji.

Menurutnya, yang perlu dievaluasi pada tahun depan adalah pelayanan haji kepada jemaah pengguna kursi roda. “Petugas haji untuk melayani jamaah kursi roda perlu ditambah. Bila perlu ada petugas khusus yanh didatangkan dari Indonesia untuk membantu Jemaah pengguna kursi roda. Sebab, kalau menggunakan tenana lokal Arab Saudi untuk melayani Jemaah kursi roda selain mahal juga terkadang kasar. “Petugas haji yang ditempatkan di hotel untuk melayani Jemaah Indonesia kalau bisa tahun depan ditambah,” usulnya.

Anggota DPD Provinsi Gorontalo Abdurrahman Abubakar Bahmid menganggap petugas haji Indonesia tahun ini seperti seorang mujahid yang bekerja tulus dan ikhlas melayani jemaah. Dia juga mengapresiasi tenaga kesehatan yang diterjunkan melayani jemaah haji.

“Jumlah jamaah haji yang meninggal bisa ditekan. Artinya pelayanan kesehatan mengalami kemajuan,” nilainya.

Bahmid mengusulkan, pada musim haji tahun depan tim kesehatan haji ditambah agar pelayanan kepada jamaah khususnya yang lansia dan beresiko tinggi bisa lebih maksimal. “Kita harap jamaah haji yang meninggal setiap tahun mengalami penurunan,” katanya.

Senator Kalimantan Timur Muslihuddin Abdurrasyid  menyarankan, Kemenag membuat buku manasik haji yang lebih ringkas untuk jamaah. Selain itu, diusulkan agar Kemenag merekrut juru masak langsung dari daerah untuk menyiapkan makanan.

“Menu makanan perlu disesuaikan dengan jamaah haji kita,” sarannya.

Sementara itu, Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Nizar Ali mengakui bahwa pelayanan bimbingan manasik haji kepada jemaah  belum optimal. Hal ini terjadi karena petugas pembimbing ibadah masih kurang, sementara waktu pelaksanaan manasik terbatas.

“Bimbingan manasik baru bisa kita laksanakan setelah jemaah melunasi BPIH. Rentang waktu pelunasan BPIH dan keberangkatan jemaah terlalu mepet, selain itu jumlah jemaah sangat besar tidak sebanding dengan petugas pemberi bimbingan. Imbasnya bimbingan  manasik kurang optimal,” ungkapnya.

Dalam kesempatan ini, Nizar juga menyambut positif usul perekrutan juru masak dari daerah untuk melayani katering jemaah haji. “ Kita persiapkan nanti tukang masak dari Indonesia dan menunya nusantara. Tahun depan menu makanan kita upayakan buat sistem zonasi. Misalkan jamaah Sumatera yang berada di sektor satu menunya Sumatera,” kata Nizar dalam RDP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement