Rabu 03 Oct 2018 08:17 WIB

Pemerintah Diminta Perbaiki Komunikasi Krisis Pascagempa

Penanganan masalah kesehatan dan ketersedian logistik menjadi hal utama.

Rep: Amri Amrullah/Ali Mansur/ Red: Dwi Murdaningsih
Foto udara kondisi Palu pascagempa dan tsunami, Selasa (2/10).
Foto: republika/Fakhtar Khairon Lubis
Foto udara kondisi Palu pascagempa dan tsunami, Selasa (2/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diminta memperbaiki komunikasi saat krisis pascabencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Perbaikan komunikasi ini penting agar tanggap bencana semasa krisis tidak bias dan disalahartikan oleh masyarakat di daerah bencana.

Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, penyampaian informasi saat krisis akibat bencana seperti yang terjadi di Palu dan Donggala harus tertata dengan baik. Ini agar semua informasi, kebijakan, dan tindakan yang dilakukan Pemerintah menangani krisis terukur, tepat dan publik yang terkena bencana merasa tenang.

photo
Suasana Landasan Udara Hasanuddin di Makassar di hari keenam pasca gempa dan tsunami di Palu- Donggala, Sulawesi Tengah. Lanud dipenuhi dengan bantuan dan antrian para relawan maupun keluarga korban yang hendak ke Palu.

“Komunikasi krisis Pemerintah terkait penanganan bencana gempa dan tsunami di Palu-Donggala memang harus diperbaiki. Saya rasa Pemerintah sudah menyadari hal ini. Berbagai kritikan harus diterima dengan lapang dada untuk perbaikan ke depan. Saat ini alangkah lebih baiknya kita fokus ke proses tanggap darurat, kita sudahi saling menyalahkan,” ujar Fahira Idris, dalam keterangan persnya, Selasa (2/10).

Menurut Fahira, pascabencana selain hancurnya sarana prasarana fisik, dampak lain permasalahan kesehatan. Mulai dari tidak berfungsinya fasilitas pelayanan kesehatan, terlantarnya korban meninggal dan luka, penurunan status gizi masyarakat, rusaknya sarana air bersih serta lingkungan pemukiman, hingga stress pascatrauma dan masalah psikososial.

Korban bencana juga membutuhkan informasi mengenai gerak cepat Pemerintah memastikan ketersedian logisitik. Keterpaduan informasi dan komunikasi krisis yang tepat dan terukur, lanjut Fahira akan mengembalikan kondusifitas di Palu-Donggala. Sehingga hal-hal yang tidak dinginkan tidak terjadi lagi.

“Kita fokuskan semua sumber daya untuk mempercepat pemulihan Palu dan Donggala agar korban bencana cepat bangkit kembali. Penanganan masalah kesehatan dan ketersedian logistik menjadi hal utama di awal-awal bencana ini,” kata Senator atau Anggota DPD RI DKI Jakarta ini.

Fahira yakin pemerintah dan bangsa ini ‘kaya’ pengalaman dalam menghadapi bencana alam. Bahkan bangsa ini telah mampu melewati dengan baik gempa dan tsunami di Aceh. "Negeri ini ‘ramah bencana’ dan ini juga harus bisa menempa kita menjadi bangsa yang tangguh saat bencana menghampiri,” ujar Fahira.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement