Selasa 05 Apr 2016 17:06 WIB

Masyarakat Diminta Jaga Mangrove Pulau Pahawang

Taman Laut Pahawang
Foto: Republika/Prayogi
Taman Laut Pahawang

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Lampung Andi Surya mengharapkan warga Pulau Pahawang di Kabupaten Pesawaran dapat melestarikan bakau di pulau yang menjadi salah satu destinasi wisata bahari unggulan Provinsi Lampung ini. Menurut Andi, mangrove atau bakau di Pulau Pahawang telah memberi manfaat bagi masyarakat sekitar, dan fungsi mangrove itu secara fisik dan lingkungan sangatlah besar.

Dia mendukung perlu adanya aturan yang jelas dan tegas untuk menjaga kelestarian bakau dan lingkungan di Pulau Pahawang agar tetap terjaga dan terjamin kelestariannya. Andi yang sempat memanfaatkan masa resesnya dengan berkunjung ke Pulau Pawahang serta berdialog dengan warga di sana.

Dalam dialog itu, sejumlah persoalan diungkapkan aparat desa maupun warga Pulau Pawahang. Menurut Andi, wisata merupakan primadona kekuatan Pahawang, sehingga semua pihak harus bersama-sama dapat menjaga lingkungan darat maupun laut di Pulau Pahawang.

"Perlu dicarikan jalan atau terobosan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat di Pahawang," ujar dia lagi.

Andi mengungkapkan masyarakat Pahawang telah menyampaikan berbagai permasalahan, antara lain tentang kelestarian mangrove, lahan tidur, transportasi perahu dari dan ke Pulau Pahawang, potensi penularan penyakit malaria, permasalahan pendidikan dan hal lainnya. Menurut Andi Surya, Pahawang merupakan objek wisata yang sudah dikenal sebagai modal yang sangat kuat untuk memberikan dampak yang tinggi bagi masyarakat daerah ini.

Sabturi, salah satu tokoh masyarakat Pahawang menyampaikan harapan agar terdapat pendapatan untuk desa dari pengelolaan wisatanya, meskipun pengelolanya adalah perorangan. Dia juga menanyakan peraturan seputar kelayakan fasilitas perahu untuk transportasi ke Pahawang, mengingat fasilitas transportasi laut yang masih sangat terbatas, sehingga ada perahu yang bisa memuat sampai 30, 35 maupun 40-an orang penumpang sekali angkut.

Menurutnya, selain kondisi itu membuat pengemudi perahu menjadi tidak nyaman, sehingga harus ada pembatasan jumlah penumpangnya karena menimbulkan kekhawatiran.

"Tamu sih senang saja, tetapi pengemudi peahu akan menanggung risikonya kalau terjadi apa-apa," ujar dia lagi.

Sulaiman, warga Dusun Penggetahan mengharapkan adanya pengasapan atau fogging focus secara rutin dilakukan karena nyamuk di pulau ini sangat banyak yang dapat menularkan penyalit malaria maupun demam berdarah dengue dan penyakit yang disebarkan oleh gigitan nyamuk lainnya.

Ia juga merasa sedih atas penebangan mangrove di sekitar mereka yang justru membuat nyamuk terasa makin banyak. Semakin mangrove ditebang, populasi nyamuk cenderung bertambah banyak, kata Sulaiman pula.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement