Sabtu 16 Jan 2021 05:34 WIB

Longsor di Solok Selatan, Empat Orang Meninggal Dunia

Selain korban meninggal, terdapat lima orang terluka di longsor tambang emas itu.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Friska Yolandha
Peristiwa tanah longsor terjadi di tambang emas di Kabupaten Solok Selatan, Senin (11/1). Empat orang meninggal dunia akibat peristiwa tersebut.
Foto: Antara/Sabang Dipa
Peristiwa tanah longsor terjadi di tambang emas di Kabupaten Solok Selatan, Senin (11/1). Empat orang meninggal dunia akibat peristiwa tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK SELATAN -- Peristiwa tanah longsor terjadi di tambang emas di Kabupaten Solok Selatan, Senin (11/1). Empat orang meninggal dunia akibat peristiwa tersebut.

Meski longsor terjadi pada Senin, pencarian oleh Basarnas baru pada Rabu (13/1). Selain 4 orang meninggal dunia, korban yang selamat dan mengalami luka-luka berat dan ringan yakni Suprianto (25 tahun), Aud (23), Sutikno (35) dan Arif (25) serta Kuwok (25).

Empat jenazah korban bencana tanah longsor di lobang tambang emas di Kabupaten Solok Selatan dipulangkan ke kampung halaman masing-masing. Empat orang korban adalah Sugito (32) dan Yudi Purnomo (32) juga warga Pati Jawa Tengah, Miyanto (51)  warga Bunut Selatan Provinsi Lampung dan Sulistiyono (41) warga Pati Jawa Tengah. 

"Dua Jenazah sudah dipulangkan  Kamis (13/1) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, sementara duanya lagi dipulangkan pada Rabu (12/1) Siang," kata salah seorang warga Muhammad Darzan yang membantu mengurus jenazah, Jumat (15/1).

Darzan mengatakan dirinya dimintai oleh pihak keluarga korban membantu mengurus jenazah korban sebelum dipulangkan ke kampung halaman masing-masing. Usai diselamatkan dari tumpukan material longsor di Kecamatan Sangir Batang Hari, jenazah sudah dibersihkan dan dibawa ke Kabupaten Dharmasraya. Di Dharmasraya, jenazah dilakukan proses pengawetan di sebuah klinik di Pulau Punjung, Dharmasraya. 

Walau begitu, Darzan mengaku tidak mengetahui kapan para pekerja tambang emas yang menjadi korban ini datang ke Sumbar dan bekerja di lobang tambang. "Kapan korban mulai bekerja saya tidak tau, korban ini bekerja dengan siapa juga tidak tahu, saya hanya orang yang diminta keluarga mengurus pemulangan saat jenazah dikirim ke Dharmasraya, sudah sampai disana," ucap Darzan.

Tapi ia mengetahui kalau para korban mendapat santunan senilai Rp 11 juta dari induk semang yang mempekerjakan mereka. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement