Sabtu 08 Aug 2020 01:04 WIB

Pengamat: Pemprov Aceh Harus Perbanyak Lab Swab Portabel

Tes swab portabel demi upaya percepatan penanganan kasus Covid-19.

Petugas medis saat beraktivitas pada kegiatan tes swab dan tes diagnostik cepat Covid-19. Ilustrasi
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas medis saat beraktivitas pada kegiatan tes swab dan tes diagnostik cepat Covid-19. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pengamat Kebijakan Publik Aceh Dr Nasrul Zaman, ST M Kes menyatakan Pemerintah Aceh segera memperbanyak laboratorium untuk pemeriksaan usap (swab) di sejumlah titik wilayah Aceh. Itu demi upaya percepatan penanganan kasus Covid-19.

"Segera buatkan lima sampai tujuh unit laboratorium atau tes swab mobile (portabel) yang berada di tiga wilayah Aceh, guna mempercepat pemeriksaan swab," kata Nasrul, di Banda Aceh, Jumat (7/8).

Dia menjelaskan, selama ini uji sampel usap dengan metode polymerase chain reaction (PCR) terkait Covid-19 bertumpu pada pada Balai Litbangkes Aceh dan Laboratorium Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).

Namun, kata dia, kini Balai Litbangkes Aceh untuk sementara berhenti beroperasi, karena sejumlah bahan penunjang habis pakai yang dibutuhkan saat uji setiap sampel usap tersebut telah habis.

"Jadi untuk melokalisir penyebaran lokal, perlu kita buat laboratorium lima sampai tujuh unit di tiga wilayah Aceh ini (Barat, Timur, dan Tengah), selain dua tempat yang sudah ada itu, sehingga lebih mudah untuk melakukan swab massal," katanya.

Menurut dia, Pemerintah Aceh memiliki anggaran sehingga mampu menyiapkan laboratorium uji swab portable tersebut.

Namun, akan lebih bagus juga jika dimanfaatkan rumah sakit rujukan di setiap kabupaten/kota di Aceh untuk penanganan tersebut.

"Informasi dari beberapa daerah, mereka sudah kewalahan mengantisipasi paparan Covid-19 pada warganya. Pemeriksaan hanya mengandalkan rapid test yang tidak berfaedah, sedangkan swab tidak tahu harus mengirimkan kemana karena Balitbangkes tutup," ujarnya.

Di samping itu, gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Aceh juga diminta mulai mempersiapkan tenaga kesehatan cadangan, dalam upaya antisipasi kekurangan petugas medis yang semakin banyak terinfeksi Covid-19.

"Pemerintah jangan hanya bermodalkan surat edaran dan panduan protokol kesehatan saja. Kita semua pasti tidak tega melihat warga kita gugur satu per satu akibat ketidakmampuan kita mengelola kebijakan dan anggaran," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement