Selasa 02 Jun 2020 11:51 WIB

Bukittinggi Tutup Tiga Zona di Taman Marga Satwa Kinantan

Penutupan zona satwa dilakukan untuk pembangunan fasilitas baru dan revitalisasi.

Pawang memegang tubuh harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan, Bukittinggi, Sumatera Barat, Kamis (30/1). Pemerintah Kota Bukit Tinggi, Sumatra Barat, menutup tiga zona satwa di objek wisata Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan.
Foto: Antara/Muhammad Arif Pribadi
Pawang memegang tubuh harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan, Bukittinggi, Sumatera Barat, Kamis (30/1). Pemerintah Kota Bukit Tinggi, Sumatra Barat, menutup tiga zona satwa di objek wisata Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan.

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Pemerintah Kota Bukit Tinggi, Sumatra Barat, menutup tiga zona satwa di objek wisata Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK). Penutupan itu dilakukan untuk keperluan pembangunan fasilitas baru dan revitalisasi.

"Zona satwa yang ditutup yaitu zona reptil, karnivora, dan unggas. Kami harap pengunjung memaklumi, karena itu upaya meningkatkan fungsi TMSBK untuk wisata edukasi," kata Kepala Bidang TMSBK Dinas Pariwisata Pemuda Olahraga Bukittinggi Ikbal di Bukittinggi, Selasa (2/6).

Baca Juga

Penutupan tiga zona tersebut sudah dilakukan sejak April 2020. Artinya sejak TMSBK dibuka kembali usai pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada 30 Mei 2020 pengunjung akan mendapati area yang diberi batas dan dilarang untuk dilewati.

Kemudian satwa burung sudah dipindahkan ke kandang-kandang ukuran kecil dan reptil serta karnivora ditempatkan di kandang sementara.

Usai pembangunan baru dan revitalisasi, kandang burung akan berukuran besar dan pengunjung dapat memasuki area itu di mana satwa burung terbang bebas di dalamnya. Sementara kandang reptil dan karnivora diberi pembatas serupa kaca sehingga pengunjung dapat lebih leluasa menyaksikan satwa, dibandingkan kondisi sebelumnya berupa kandang terali besi dan pagar pembatas.

Saat ini pembangunan kandang besar untuk burung telah mencapai 80 persen. Tersisa pekerjaan penataan tanaman dan penyempurnaan pembangunan taman. Diperkirakan dapat dioperasionalkan pada September 2020.

Sedangkan kandang untuk jenis reptil dan karnivora yang revitalisasinya baru dikerjakan dan dijadwalkan pekerjaannya selesai pada akhir 2020.

Ia menerangkan pembenahan di TMSBK selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah yang berasal dari retribusi objek wisata.

Sebelumnya sejak 20 Maret 2020 sampai 29 Mei 2020 semua objek wisata ditutup karena wabah Covid-19. Diperkirakan, daerah kehilangan pemasukan hingga Rp 3,5 miliar.

Khusus di TMSBK, lanjutnya, dalam satu tahun sebanyak 35 persen pendapatan disumbang oleh kunjungan wisatawan saat momen libur Idul Fitri yang saat itu masih dalam masa PSBB. "Jadi penutupan objek wisata kemarin itu cukup berpengaruh. Nanti setelah ada fasilitas baru kami harap memancing wisatawan kembali dan meningkatkan pendapatan daerah," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement