Sabtu 23 Oct 2021 01:24 WIB

Gubernur Ingin Kakao-Kopi Jadi Komoditas Unggulan Sulteng

Poso dan Sigi, merupakan penghasil komoditas kopi terbesar di Sulteng.

Petani didampingi penyuluh pertanian dari pemerintah setempat memetik buah kopi (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Petani didampingi penyuluh pertanian dari pemerintah setempat memetik buah kopi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura menyatakan bahwa komoditi kopi dan kakao akan dijadikan sebagai komoditas unggulan Sulteng, yang terus dikembangkan untuk mendongkrak pembangunan peningkatan ekonomi masyarakat. "Kakao dan kopi merupakan produk unggulan," ucap Gubernur Rusdy Mastura, di Palu, Jumat (22/10).

Dua kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah, yakni Poso dan Sigi, merupakan penghasil komoditas kopi terbesar di daerah itu. Data Dinas Perkebunan Sulteng menyebutkan luas areal kakao di daerah ini mencapai sekitar 291 ribu hektare. Kabupaten Sigi menjadi salah satu daerah penghasil kakao dengan luas areal tanaman kakao cukup besar di Sulteng sekitar 30 ribu hektare.

Baca Juga

Data Dinas Perkebunan Sulteng juga menyebutkan luas areal tanaman kopi robusta di daerah ini tercatat 10.884 hektare dengan jumlah produksi per tahunnya sekitar 7.674 ton. Sigi merupakan sentral produksi terbesar rata-rata 5.581 ton per tahun.

Luas areal tanaman kopi di Kabupaten Sigi saat ini 5.581 hektare. Luas dan produksi kedua terbesar adalah Kabupaten Poso. Luas areal tanaman kopi di daerah itu 1.266 hektare dengan jumlah produksi 737 ton per tahun.

Kopi dan kakao hingga saat ini masih terus ditanam dan dikembangkan oleh petani dan pekebun di berbagai daerah kabupaten di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah. Termasuk, sebut Gubernur Rusdy Mastura, di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, masyarakat khususnya petani dan pekebun mengandalkan kopi dan kakao sebagai sumber pendapatan.

"Iya, kopi dan kakao memberi kontribusi bagi pemulihan ekonomi daerah di tengah pandemi Covid-19," kata Gubernur Rusdy Mastura.

Namun, Gubernur Rusdy Mastura mengatakan, dibutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengenalkan kopi dan kakao dari Sulteng, agar laris di pasar. Termasuk, sebut Rusdy, seiring dengan rencana Pemerintah Pusat memindahkan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur, maka kakao dan kopi Sulteng harus dikirim ke provinsi tersebut.

"Sulteng sebagai salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara, harus mampu menyuplai kebutuhan logistik di Kalimantan Timur, termasuk mengirim kopi dan kakao," ujarnya.

Gubernur Rusdy Mastura berharap para pelaku UMKM yang ada di wilayah Sulteng dapat menangkap peluang tersebut. Agar peluang untuk mengirim logisitk berupa kopi dan kakao ke luar daerah dapat dikembangkan dengan baik.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement