Ahad 17 Jan 2021 06:30 WIB

1.200 Pengungsi Ulumanda Majene Belum Tersentuh Bantuan

Pengungsi Ulumanda Majene terisolir akibat tidak adanya akses keluar dan masuk desa

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Korban gempa bumi bermagnitudo 6,2 di rawat halaman Rumah Sakit Regional Sulbar, Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (16/1/2021).
Foto: Antara/Akbar Tado
Korban gempa bumi bermagnitudo 6,2 di rawat halaman Rumah Sakit Regional Sulbar, Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (16/1/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, MAJENE - Sebanyak 1.200 orang masyarakat yang mengungsi akibat gempa magnitudo 6,2 di pegunungan Desa Kabiraan, Kecamatan Ulumandaa, Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat, sampai saat ini belum tersentuh bantuan pemerintah dan relawan.

"Kami melaporkan kondisi di desa Kabiraan sebanyak 150 rumah rusak berat dan 1.200 orang dalam pengungsian," kata Kepala Desa Kabiraan Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene, Fajaruddin, di Majene, Sabtu.

Baca Juga

Ia mengatakan pengungsi di desanya terisolir akibat tidak adanya akses keluar dan masuk desa akibat jalan tertutup longsor. Persediaan makanan juga mulai menipis.

"Banyak anak kecil dan lansia, ada juga ibu hamil. Peralatan medis lumpuh karena kantor puskesmas rata dengan tanah, listrik padam dan jaringan telekomunikasi terputus serta hujan turun deras terus menerus," katanya.

Menurut Fajaruddin belum ada bantuan sama sekali dari pemerintah provinsi dan kabupaten maupun dari relawan. "Mohon bantuannya, ada banyak orang yang kedinginan, ada banyak jiwa terancam kekurangan makanan, ada banyak manusia terancam kesehatannya menurun," ujarnya.

Ia berharap pemerintah dan tenaga relawan bergerak ke desa Kabiraan menjalankan tugas kemanusiaan. Korban gempa Mamuju terus bertambah menjadi 51 orang akibat tertimpa reruntuhan bangunan sementara di Kabupaten Majene terdapat delapan orang. Korban luka berat dan menjalani rawat inap sebanyak 189 orang sementara luka ringan dan rawat jalan 637 orang. Pengungsi mencapai 15.000 orang di sejumlah titik daerah kabupaten Mamuju dan Majene.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement