Kamis 08 Dec 2022 00:34 WIB

Maluku Utara Miliki Sejarah Sebagai Jalur Rempah Nusantara

ANRI menyatakan Maluku Utara menjadi jalur perdagangan rempah termasyhur

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
KRI Dewaruci yang membawa peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah melintas di Selat Madura usai diberangkatkan dari Koarmada II, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (1/6/2022). Pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah yang diselenggarakan Kemendikbudristek bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut, Pemerintah Daerah serta berbagai komunitas budaya itu bertujuan agar generasi muda mengenal narasi sejarah peradaban rempah, yang telah melahirkan keragaman budaya bangsa Indonesia.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
KRI Dewaruci yang membawa peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah melintas di Selat Madura usai diberangkatkan dari Koarmada II, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (1/6/2022). Pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah yang diselenggarakan Kemendikbudristek bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut, Pemerintah Daerah serta berbagai komunitas budaya itu bertujuan agar generasi muda mengenal narasi sejarah peradaban rempah, yang telah melahirkan keragaman budaya bangsa Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE - Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyatakan Maluku Utara (Malut) menjadi salah satu provinsi yang memiliki naskah kuno perjalanan sejarah jalur rempah di Nusantara yang akan diusulkan ke Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).

"Tentunya, dalam kronik sejarah nusantara lama, Malut terutama Ternate dan Tidore menjadi jalur perdagangan rempah termasyhur kala itu, karena memiliki komoditas rempah yang sangat dibutuhkan oleh bangsa Eropa," kata Kepala ANRI Imam Gunartosaat dihubungi Antara dari Ternate, Rabu (7/12/2022). Khusus untuk Ternate dan Tidore merupakan pemilik rempah cengkih, pala, yang mulanya hanya tumbuh dan ditemukan di Ternate. Namun kemudian terbukti telah berkelana jauh hingga ditemukan di belahan dunia lain.

Baca Juga

"Ternate dan Tidore adalah bagian dari Kepulauan Maluku bagian utara, yaitu pulau-pulau Ternate, Tidore, Makian, Bacan, dan Moti. Temate memiliki rempah cengkih," katanya.

Oleh karena itu, berdasarkan sejarahTernate dan Tidore adalah bagian dari Kepulauan Maluku bagian utara yang oleh para pedagang dari jazirah Arab, kepulauan itu diberi nama Jazirah Al Mulk (Negeri Raja-Raja). "Di mana di kepulauan raja-raja itu merujuk kepada empat kerajaan bahari yang jejaknya masih bisa kita temui hingga saat ini yaitu Kerajaan Jailolo, Ternate, Tidore, dan Bacan. Wilayah tersebut digadang-gadang sebagai Taman Firdaus yang penuh misteri," katanya.

Para pedagang Arab dan China selama berabad-abad sengaja merahasiakan keberadaan kepulauan itu hingga maskapai dagang Eropa berhasil membuka tabir misteri rempah nusantara pada abad ke-16 Masehi. "Sampai dengan awal abad ke-17 Masehi, cengkih dan pala hanya bisa ditemukan di kepulauan Maluku bagian utara dan Banda," katanya menegaskan.

Sebagai masyarakat bahari, orang-orang Ternate dan Tidore sangat akrab dengan lautan. Laut bukanlah pemisah bagi pulau-pulau mereka, tapi justru pemersatu bagi masyarakat yang beragam, mendampingi memori kolektif kejayaan rempah nusantara yang pernah mengharumkan nama Maluku dalam kancah perdagangan dunia.

Untuk itu, tradisi berperahu dengan menggunakan perahu Kora-Kora yang dulu digunakan untuk pelayaran Hongi masih terus dilestarikan. Peradaban rempah di wilayah ini pada suatu masa telah menciptakan laboratorium keragaman bangsa-bangsa dunia. "Semua keragaman itu tercermin dengan jelas rempah raja nusantara yang melegenda dalam sejarah dunia," kata Imam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement