Selasa 21 Sep 2021 04:35 WIB

Nakes korban KKB di Kiwirok Bantah Dr Restu Pegang Senpi

Saat insiden terjadi mereka berempat melarikan diri dengan melompat ke dalam jurang.

Prajurit TNI AD menggotong tenaga kesehatan (Nakes) korban penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) usai dievakuasi menggunakan helikopter milik TNI AD di Lapangan Frans Kaisepo Makodam XVII Cenderawasih, Kota Jayapura.
Foto: ANTARA FOTO/Indrayadi TH
Prajurit TNI AD menggotong tenaga kesehatan (Nakes) korban penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) usai dievakuasi menggunakan helikopter milik TNI AD di Lapangan Frans Kaisepo Makodam XVII Cenderawasih, Kota Jayapura.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Dua dari empat tenaga kesehatan yang menjadi korban penganiayaan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, membantah berita yang beredar dan menyatakan dr Restu Pamanggi memegang senjata api. 

"Tidak benar berita yang beredar karena kami semua menjadi korban aksi penganiayaan yang dilakukan KKB, Senin lalu (13/9)," kata Kristina Sampe Tonapa dan Katrianti Tandila secara terpisah di Jayapura, Senin (20/9).

Kedua nakes yang hingga kini masih dirawat di RS Marthen Indey, Jayapura, itu secara tersendat-sendat kembali mengisahkan insiden yang dialami mereka seraya menegaskan tidak benar dr Restu memegang senjata karena dirinya juga terluka.

"Apa yang beredar di luar sangat tidak benar dan itu perbuatan yang keji karena keberadaan kami semua untuk menolong masyarakat agar mendapat pelayanan kesehatan, " ungkap keduanya yang dirawat di dalam satu kamar.

Dia mengakui, saat insiden pembakaran dan perusakan terjadi mereka berempat melarikan diri dengan melompat ke dalam jurang yang ada di dekat puskesmas. Massa yang merupakan masyarakat Kiwirok ikut mengejar dengan membawa panah dan senjata tajam hingga sempat dilukai mereka, para nakes.

"Kami berempat yakni saya, Katrianti Tandila, Marselinus Ola Atanila dan almarhum Gabriela Meilan lompat ke jurang, namun mereka tetap mengejar dan menganiaya," ungkapnya.

Baca juga : DPR Nilai Aksi KKB untuk Pancing Perhatian Dunia

Katriana mengaku, dirinya terjatuh paling dalam, yakni sekitar 500 meter bertahan dengan minum air hujan selama tiga hari sebelum dievakuasi anggota TNI-Polri.

Atas kejadian ini, Katriana Sampe yang mengalami luka tusuk benda tumpul di paha ini mengaku, tidak ingin kembali bertugas ke pedalaman. Katrina Sampe mengaku, sudah lima tahun sebagai tenaga honorer kesehatan yang direkrut Dinas Kesehatan Pegunungan Bintang dan baru kemarin mengalami insiden yang tidak akan dilupakan seumur hidup.

"Saya tidak ingin kembali bertugas ke pedalaman, karena trauma," ungkap kedua nakes secara bergantian.

Kapendam XVII Cenderawasih Kol Arm Reza menyatakan, selain mengobati luka yang diderita, mereka juga diberi pendampingan dari psikolog agar mengurangi trauma yang dialaminya. "Kodam XVII Cenderawasih memberikan perawatan dan pendampingan kepada mereka hingga sembuh dan kembali ke keluarganya, " kata Kol Arm Reza.

Empat nakes yang masih dirawat yakni dr. Restu Pamanggi, Katrianti Tandila, Emanuel Abi, dan Kristina Sampe Tonapa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement