Rabu 11 Mar 2020 23:42 WIB

Kasus TB di Kalteng Cukup Tinggi

Penderita tuberkulosis di Kalimantan Tengah disebut trennya cukup tinggi.

Ilustrasi.
Foto: Wikipedia
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Direktur RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Yayu Indriaty mengatakan, masyarakat penderita tuberkulosis (TBaa), jika melihat data yang pihaknya miliki maka trennya cukup tinggi.

Artinya ruang perawatan dan klinik paru yang melayani pasien, baik TB sensitif maupun TB multidrug-resistant (MDR) itu juga banyak, katanya di Palangka Raya, Rabu (11/3).

"19 kasus yang kami temukan untuk TB MDR, kondisi ini sangat memprihatinkan. Kasus TB sangat tinggi di Kalteng," tambah dia.

Khusus untuk TB MDR obatnya sudah sangat sulit dan harus dipantau penderita saat mengonsumsi obatnya, sehingga tidak putus, yakni harus mengonsumsi obat selama enam bulan penuh.

"Kasus TB MDR, kami sudah merawat sebanyak 19 pasien dan 7 diantaranya sudah berhasil sembuh," sebut Yayu.

Untuk penderita, biasanya diterapi di RSUD Doris Sylvanus, setelah paham cara penggunaan obatnya, barulah dirujuk ke fasilitas kesehatan tempat ia berdomisili untuk dilanjutkan pengobatannya. Hal itu dilakukan karena tidak boleh putus dan sulit sekali, artinya dengan obat biasa tidak mempan lagi.

Sedangkan untuk TB Sensitif pihaknya sempat kekurangan bangsal untuk merawat pasien. Menurutnya ada-ada saja dalam setiap minggunya ruangan penuh sehingga harus membuka ruangan lain.

Namun permasalahannya memang ada standar khusus untuk pasien TB, mereka tidak boleh bergabung dengan pasien lain karena bisa menyebarkan infeksi kepada orang sehat.

Ia menjelaskan, penyebab TB adalah bakteri tuberkulosis yang hidup di lingkungan lembab dan kurang sinar matahari, serta di daerah kotor, sehingga pihaknya menyarankan agar masyarakat lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan sekitarnya.

"Selain itu agar tempat tinggalnya dilengkapi dengan ventilasi udara yang memadai agar perputaran udara cukup. Apalagi bakteri ini mati oleh sinar matahari," kata dia.

Lebih lanjut, ia mengingatkan kepada semua pihak, apabila ada terduga keluarga batuk-batuk tidak sembuh, hingga badan kurus, agar segera dilaporkan untuk bisa dicek kondisinya dan mendapat penanganan kesehatan yang tepat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement