Sabtu 25 Jun 2022 23:59 WIB

Ribuan Ulama di Madura Gelar Istighosah dan Dukungan untuk Ganjar Maju di Pilpres 2024

Deklarasi diadakan di Pondok Pesantren Abu Syamsuddin, Dusun Batu Ampar.

Deklarasi diadakan di Pondok Pesantren Abu Syamsuddin, Dusun Batu Ampar
Foto: Dok. Hilma
Deklarasi diadakan di Pondok Pesantren Abu Syamsuddin, Dusun Batu Ampar

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Himpunan Lora Madura (HILMA) bersama dengan dua ribu ulama, kiai, dan santri se-Madura mendeklarasikan dukungan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk menjadi Presiden Indonesia periode 2024-2029. Dalam rangkaian deklarasi, mereka juga menggelar istighosah Kebangsaan dalam rangka mendukung dan mendoakan Ganjar Pranowo.

Deklarasi diadakan di Pondok Pesantren Abu Syamsuddin, Dusun Batu Ampar, Desa Pangbatok, Kecamatan Proppo, Kab. Pamekasan, Provinsi Jawa Timur. 

Baca Juga

Menurut Ketua Umum Hilma, KH Jakfar Shodiq Fauzi, Ganjar didukung karena merupakan figur pemimpin yang sederhana dan kuat. Ganjar juga diakui dekat dengan alim ulama dan umat Islam. 

Hal itu, kata dia, diperlihatkan Ganjar saat menggandeng H. Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin, putra dari KH Maimun Zubair untuk dijadikan Wakil Gubernur Jawa Tengah.

"Dia cinta dan dekat dengan ulama. Insya Allah Kiai dan Ulama se-Madura suka dengan beliau, karena di Madura, sekitar 60 persen adalah alumni atau pernah belajar ke Mbah Maimoen," kata Jakfar usai deklarasi di Ponpes Abu Syamsudin, Sabtu (25/6/2022). 

Menurut Jakfar, Ganjar merupakan sosok yang berkomitmen terhadap Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. 

"Mendorong partai politik untuk mendengarkan aspirasi ulama dan kiai dalam mengusung capres demi Indonesia yang lebih baik," kata Jakfar dalam sambutannya.

Menurut dia, ulama dan kiai yang hadir sebanyak dua ribu orang. Mereka perwakilan dari Ulama, kiai dan lora se-Madura. "Yang hadir ulama, kiai, lora, santri dan masyarakat, ada 2000 lebih," ucapnya. 

Jakpar menjelaskan, Madura adalah nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura terbagi menjadi empat wilayah yaitu Kab. Bangkalan, Kab. Sampang, Kab. Pamekasan dan Kab. Sumenep. 

Sementara lora, merupakan istilah di Pulau Madura, bisa diartikan sebagai anak seorang kiai atau gus apabila di Pulau Jawa.  

Deklarasi dukungan dibacakan dan dipandu oleh pengasuh Ponpes Abu Syamsuddin Batu Ampar, Kiai Hambali Mawardi.

Dalam deklarasi, Hilma dan ribuan ulama serta kiai mengajak kepada masyarakat Indonesia khususnya Madura yang cinta Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila, untuk memenangkan Ganjar dalam Pilpres 2024.

"Mengimbau kepada tokoh masyarakat, khususnya, ulama, kiai dan lora untuk mensosialisaikan dan memenangkan Ganjar," ujar Hambali, yang diikuti peserta deklarasi. 

Sementara kiai dan ulama yang hadir dalam deklarasi diantaranya, Kiai Umar dari PP Al Fatih, Labang, Bangkalan. KH Abdul Hannan dari Ponpes Al Ihsani, Labang Bangkalan. Kemudian, KH Madzkur, pengasuh Ponpes Annajah Guluk-Guluk, Kab. Sumenep. Ia dalam kegiatan itu membuka acara. 

Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidul Quran Al Ibrohimi, Basoka, Kab. Sumenep KH Mohammad Mawardi. Dalam acara sebagai pemimpin istighasah. 

Sementara doa penutup ialah KH Mohammad Rofiq Zaini selaku Pimpinan Majelis Dzikir Nur Alif, Klaba'an, Guluk-Guluk, Sumenep. Lalu, KH. Abdul Wafi Abdul Bar dari Ponpes Wahediyah, Gunung Perahu, Omben, Kabupaten Sampang, dan KH. Madzkur selaku Pengasuh PP. Annajah, Sumenep.

Sebelumnya, sejumlah hasi survei calon presiden kerap menunjukkan Ganjar ada di papan atas. Seperti dilansir dari Antara, hasil survei Charta Politika Indonesia menunjukkan bahwa tingkat keterpilihan atau elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sekitar 10 persen lebih tinggi apabila dibandingkan dengan elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam simulasi tiga calon presiden.

“Ketika kami simulasikan tiga nama, Ganjar Pranowo ada di angka 36,5 persen, Pak Prabowo di peringkat kedua dengan 26,7 persen, dan (Gubernur DKI Jakarta) Anies Baswedan 24,9 persen. Jadi, jaraknya (Ganjar-Prabowo) melonjak hampir 10 persen di angka 9,8 persen, dengan persentase tidak tahu dan tidak menjawab sebesar 11,9 persen,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement