Selasa 07 Jun 2022 20:52 WIB

DPKP Tangani 216 Kebakaran di Surabaya Selama Januari-Mei 2022

Kebakaran permukiman pendudukan 28 persen yang didominasi oleh korsleting listrik.

Warga melihat kebakaran pabrik furniture PT Aneka Regalindo di Trosobo, Sidoardjo, Jawa Timur (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Patrik Cahyo Lumintu
Warga melihat kebakaran pabrik furniture PT Aneka Regalindo di Trosobo, Sidoardjo, Jawa Timur (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya berhasil menangani 216 kasus kebakaran di Kota Pahlawan, Jawa Timur. Kasus tersebut ditangani selama Januari hingga Mei 2022.

"Kejadian kebakaran pada permukiman pendudukan hanya 28 persen yang didominasi oleh korsleting listrik dan kebakaran pada kendaraan sebanyak 10 persen," kata Kepala DPKP Kota Surabaya Dedik Iriantodi Surabaya, Selasa (7/6/2022).

Baca Juga

Adapun rincian kejadian kebakaran pada bulan Januari 2022 terdapat 41 kejadian, 38 kebakaran pada Februari 2022, 48 kejadian pada Maret 2022, 61 kejadian pada April 2022, dan 28 kejadian pada Mei 2022. Kejadian kebakaran tersebut meliputi bangunan rumah, bangunan industri, bangunan umum, alang-alang, sampah, R2, R4, api di lahan terbuka, listrik, dan api mekanik. 

Sedangkan dominasi kebakaran pada lima bulan terakhir, terjadi pada lahan terbuka sebesar 62 persen. Hal itu, lanjut dia, diakibatkan oleh limbah tumpukan sampah mengandung gas metana, yang bisa memicu munculnya api dan menimbulkan kebakaran. 

 

Selain itu, cuaca panas juga bisa menyebabkan munculnya api, pada gesekan ranting pohon. Serta, masyarakat yang suka membuang puntung rokok sembarangan. "Untuk kejadian kebakaran di lahan terbuka biasanya cukup sulit diketahui penyebabnya, kecuali dari sampah yang dibakar warga dan merambat ke lahan terbuka," ujar dia.

Untuk itu, kata dia, DPKP Surabaya turut melibatkan para Kader Surabaya Hebat untuk ikut melakukan mitigasi dan penanganan kejadian kebakaran, khususnya pada tiga menit pertama. Sebab, peran masyarakat sangat diperhitungkan ketika terjadi bencana kebakaran di perkampungan atau pemukiman penduduk.

Selain itu, lanjut dia, pada proses pencegahan kejadian kebakaran dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat di lingkungan pemukiman, seperti cara penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), penempatan tabung LPG, hingga standar penggunaan barang elektronik. Dengan harapan angka kejadian kebakaran di Kota Surabaya bisa terus menurun.

"Selain memberikan pembekalan, kami juga memberikan panduan saat mereka melakukan mitigasi di rumah warga. Sebab, response time DPKP Kota Surabaya untuk sampai di lokasi kebakaran adalah tujuh menit, meskipun sesuai Inmendagri adalah 15 menit. Tetapi Kota Surabaya memiliki respons tercepat di Indonesia," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement