Jumat 08 Apr 2022 06:35 WIB

Jembatan Pelangi Perkuat Akses Menuju Kawasan Wisata Pantai di Malang Selatan

Jembatan Pelangi memiliki panjang 120 meter dengan lebar mencapai tujuh meter.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Agus raharjo
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa baru saja meresmikan jembatan pelangi di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Kamis (7/4/2022). Sarana ini akan mempermudah akses menuju pantai-pantai yang berada di Malang Selatan.
Foto: Dok. Humas Pemprov Jatim
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa baru saja meresmikan jembatan pelangi di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Kamis (7/4/2022). Sarana ini akan mempermudah akses menuju pantai-pantai yang berada di Malang Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa baru saja meresmikan jembatan pelangi di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Kamis (7/4/2022). Sarana ini diklaim memudahkan akses menuju pantai-pantai yang berada di Malang Selatan.

Menurut Khofifah, jembatan pelangi memiliki panjang 120 meter dengan lebar mencapai tujuh meter. Jembatan ini diharapkan mampu mendongkrak kesejahteraan warga masyarakat di Kabupaten Malang bagian selatan.

Baca Juga

Sejak 2021, Kabupaten Malang telah terbebas dari desa tertinggal. Sebab itu, infrastruktur yang terkoneksi satu sama lain menjadi hal vital. "Terutama dalam upaya menjadikan masyarakat Malang Selatan lebih maju dan sejahtera," kata Khofifah, Kamis (7/4/2022).

Gubernur Jatim mengaku, Kementerian PUPR telah menetapkan jalan di Gondanglegi-Bantur melalui desa Srigonco sebagai jalan paling potensial untuk dibangun koneksi dari Kota Malang ke Jalur Lintas Selatan (JLS). Oleh karena itu, kehadiran jembatan diproyeksikan mempermudah akses jalan menuju kawasan wisata di Malang Selatan.

Dengan kata lain, jalur dari Gondanglegi ke Srigonco akan dijadikan jalan nasional. "Sehingga jika percepatan pembebasan lahan sudah bisa dilakukan oleh Pemkab Malang tahun ini, akan mempercepat keputusan final di Kementerian PUPR untuk jadi jalan nasional," jelasnya

Menurut Khofifah, jalan ini juga ditargetkan akan terhubung dengan JLS dengan fasilitas pendukung lainnya. Hal ini tentu menjadi kabar gembira karena akan kian menghubungkan kawasan Malang Selatan dengan sentra-sentra pendidikan, ekonomi dan sentra kemajuan lainnya. Khofifah menargetkan semuanya akan terkoneksi ke JPS pada 2023.

Untuk diketahui, usulan nama Jembatan Pelangi yang dibangun dalam kurun waktu empat tahun ini merupakan ide yang muncul untuk menghilangkan kesan mengerikan nama sebelumnya. Nama Pelangi untuk jembatan ini diambil dari tampilan jembatan yang saat ini telah dicat warna-warni layaknya pelangi pada bagian kiri dan kanannnya. Kemudian jika di malam hari, akan ada lampu yang menyala.

Menurut Khofifah, jembatan tersebut semula dinamakan 'Jurang Mayat'. Kesan seram itulah, maka jembatan harus dibangun optimisme dan positivisme. "Jangan memberikan nama yang menjadikan kita bad mood kalau menyebutnya. Pelangi ini identik dengan keindahan, maka mood kita akan baik pula," kata Khofifah

Sementara, Bupati Malang Sanusi mengharapkan jembatan pelangi ini bisa membawa keberkahan bagi masyarakat yang ingin melakukan wisata di kawasan Malang Selatan. Kehadiran jembatan diyakini akan memberikan dampak perekonomian masyarakat Malang Selatan yang selama ini tingkat kemiskinan masih tinggi.

Oleh karena itu, koneksitas antara Malang Raya dan Malang Selatan bisa mempercepat dan mendukung arus informasi serta ekonomi bagi masyarakatnya. "Terlebih ada banyak lokasi wisata yang terbentang sepanjang 130 km di kawasan JLS. Ini akan jadi optimisme kita bersama untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat," kata Sanusi

Pada kesempatan sama, Kadis PU Malang Romdhoni melaporkan pembangunan jembatan dimulai sejak 2017 dan diawali dengan membuka jalan baru kurang lebih sepanjang 1 kilometer (km). Proses pembangunan dilanjutkan tahun kedua dengan membangun pondasi sebelah selatan dan sebelahnya. Memasuki 2020, pembangunan dilanjutkan dengan menanamkan kerangka baja dan pekerjaan beton bisa diselesaikan.

Total anggaran untuk pembangunan Jembatan ini khususnya fisik sebesar Rp 24,7 milliar. Kemudian untuk lahan pembebasan warga, kata dia, menggunakan sistem pinjam kepada lahan miliki Perhutani di sisi selatan. Dengan adanya jembatan ini, maka jarak tempuh ke Kepanjen bisa berkurang dari dua menjadi satu jam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement