Kamis 29 Jul 2021 23:03 WIB

Perawat Terbatas, RS Paru Jember tak akan Tambah Bed

Dari 96 tempat tidur, RS Paru Jember hanya gunakan 53 tempat tidur untuk pasien Covid

Warga menyiapkan rumah untuk tempat isolasi mandiri (isoman) di Lingkungan Kedungpiring Kelurahan Tegal Besar, Kaliwates, Jember, Jawa Timur, Selasa (13/7/2021). Warga bergotong royong menyiapkan rumah kosong sebagai tempat isoman bagi warga yang terpapar COVID-19 agar tidak bercampur dengan keluarga yang sehat, serta untuk memutus mata rantai penularan.
Foto: ANTARA FOTO/SENO
Warga menyiapkan rumah untuk tempat isolasi mandiri (isoman) di Lingkungan Kedungpiring Kelurahan Tegal Besar, Kaliwates, Jember, Jawa Timur, Selasa (13/7/2021). Warga bergotong royong menyiapkan rumah kosong sebagai tempat isoman bagi warga yang terpapar COVID-19 agar tidak bercampur dengan keluarga yang sehat, serta untuk memutus mata rantai penularan.

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Rumah Sakit Paru di Kabupaten Jember, Jawa Timur tidak akan menambah tempat tidur untuk pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Alasannya, keterbatasan jumlah perawat.

"Kami sebenarnya memiliki sebanyak 96 tempat tidur, namun kami hanya menggunakan 53 tempat tidur untuk pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 karena jumlah perawat yang sangat terbatas," kata Plt Direktur RS Paru Jember dr Sigit Kusumajati saat dihubungi per telepon di Jember, Kamis (29/7).

Baca Juga

Menurutnya, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) di RS Paru fluktuatif. Namun, selama beberapa hari terakhir mencapai 100 persen karena jumlah pasien yang terkonfirmasi positif terus meningkat.

"Tenda darurat yang disiagakan di RS Paru mampu menampung 21 pasien dan di sana pasien hanya transit sambil menunggu adanya kamar kosong di ruang isolasi khusus (RIK) yang selalu penuh," tuturnya.

Meski pasien yang terkonfirmasi positif terus berdatangan ke RS Paru Jember, pihak rumah sakit tidak akan menambah jumlah tempat tidur karena hal tersebut sangat berisiko terhadap tenaga kesehatan yang kelelahan. Puluhan tenaga kesehatan di RS Paru Jember terkonfirmasi positif sejak Januari hingga Juli 2021, bahkan satu analis laboratorium rumah sakit setempat meninggal dunia karena terpapar virus Corona.

"Banyak tenaga kesehatan kami yang terkonfirmasi positif karena memang risiko tinggi saat menangani pasien Covid-19, sehingga dengan adanya keterbatasan perawat, kami tegaskan tidak akan menambah tempat tidur untuk pasien Covid-19," katanya.

Sigit menjelaskan, idealnya RS Paru membutuhkan tambahan tenaga kesehatan sebanyak 28 perawat dan lima analis laboratorium, agar seluruh tempat tidur di rumah sakit bisa digunakan untuk menangani pasien yang terkonfirmasi positif. Informasi yang dihimpun di lapangan sejumlah rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 di Kabupaten Jember sebagian besar sudah penuh, bahkan Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Soebandi Jember menyiagakan beberapa ambulans desa di halaman rumah sakit setempat untuk menampung pasien yang tidak mendapat kamar di rumah sakit setempat.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 menyebutkan, bahwa jumlah pasien yang terkonfirmasi positif hingga 29 Juli 2021 sebanyak 11.188 orang, dengan jumlah kasus aktif sebanyak 1.920 orang, kemudian total pasien yang sembuh sebanyak 8.336 orang, dan meninggal sebanyak 932 orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement