Rabu 26 May 2021 17:00 WIB

Gerhana Bulan Total, BMKG Minta Waspadai Banjir Rob

Gerhana bulan total bisa meningkatkan pasangnya air laut.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Tim observatorium menyiapkan teropong untuk mengamati gerhana bulan total di Observatorium Jokotole IAIN Madura, Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (26/5/2021). Gerhana bulan untuk wilayah Kabupaten Pamekasan dan sekitarnya akan berlangsung sejak pukul 16.44-19.52 Wib.
Foto: Antara/Saiful Bahri
Tim observatorium menyiapkan teropong untuk mengamati gerhana bulan total di Observatorium Jokotole IAIN Madura, Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (26/5/2021). Gerhana bulan untuk wilayah Kabupaten Pamekasan dan sekitarnya akan berlangsung sejak pukul 16.44-19.52 Wib.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Juanda, Teguh Tri Susanto mengingatkan, gerhana bulan total pada Rabu (26/5) berpotensi menimbulkan banjir rob. Banjir rob berpotensi terjadi karena daya tarik matahari dan bulan saat gerhana bulan total dapat meningkatkan pasangnya air laut.

"Gerhana tidak berpengaruh terhadap kondisi gelombang laut, sebab gelombang laut dibangkitkan oleh angin. Namun, gerhana berpengaruh terhadap ketinggian pasang di mana gaya tarik bulan dan matahari yang sejajar dapat meningkatkan terjadinya pasang tinggi yang dapat menimbulkan terjadinya banjir rob,” kata Teguh, Rabu (26/5).

Baca Juga

Teguh menjelaskan, gerhana bulan total terjadi ketika posisi matahari, bumi, dan bulan sejajar. Hal ini membuat bulan masuk ke umbra bumi. Gerhana ini dapat disebut sebagai gerhana bulan total perige atau dikenal pula sebagai super blood moon, karena saat fase totalitas bulan akan terlihat kemerahan.

Teguh melanjutkan, super blood moon akan terlihat jelas jika kondisi langit cerah dan tidak tertutup awan. “Kemungkinan besar dapat terlihat jelas untuk wilayah Surabaya dan Jatim. Mulai akan terlihat di jam 18.09 WIB saat mulai fase gerhana total hingga selesai fase jam 20.51 WIB,” ujar Teguh.

Ketua Pengurus Wilayah Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama Jatim, Shofiyulloh menjelaskan, dalam Ilmu Falak gerhana bulan dibedakan berdasarkan warna, yaitu merah dan hitam. Warna merah merujuk pada yang dalam Ilmu astronomi modern disebut dengan super blood moon. Sementara warna hitam adalah gerhana yang ketika itu terjadi wajah bulan terlihat gelap atau super dark moon.

Super blood moon menunjukkan bahwa bulan itu melewati bayangan inti bumi, tapi agak ke pinggir, sehingga atmosfer bumi membiaskan cahaya sehingga masuk ke permukaan bumi sehingga terlihat merah,” ujar Gus Shofi.

Gus Shofi mrlanjutkan, saat gerhana terjadi wajah bulan akan terlihat lebih besar dari biasanya. Terlihat besar karena saat gerhana terjadi, bulan berada di titik terdekat dari Bumi. “Gerhana nanti bulan berada di titik terdekat sehingga akan kelihatan besar," kata dia.

 

Dadang Kurnia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement