Kamis 16 Apr 2020 22:45 WIB

Kajian Epidemiologi: Sudah Saatnya Surabaya Ajukan PSBB

Peningkatan kasus Covid-19 di Surabaya meningkat tajam.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Teguh Firmansyah
Warga beraktivitas di Jalan Rungkut Menanggal, Surabaya, Jawa Timur.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Warga beraktivitas di Jalan Rungkut Menanggal, Surabaya, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr. Joni Wahyuhadi menyatakan, pihak Gugus Tugas sudah menggelar koordinasi dengan jajaran pimpinan di Surabaya terkait penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Rumpun Kuratif juga diakui telah melakukan kajian epidemiologi dengan tim ahli dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.

Baca Juga

Joni mengungkapkan, para ahli tersebut menyatakan, sudah saatnya Pemerintah Kota Surabaya meminta persetujuan PSBB.

"Kajian ini supervisial tapi dari para ahlinya. Menurut mereka memang sudah saatnya meminta persetujuan (PSBB) melalui Gubernur (Jatim) kepada Menteri Kesehatan. Itu menurut ahli," kata Joni di Surabaya, Kamis (16/4).

Joni menjelaskan, peningkatan kasus Covid-19 di Surabaya memang cukup tajam. Baik jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Bahkan, kata dia, jika kesemua pasien tersebut harus dirujuk ke rumah sakit, kapasitas fasilitas kesehatan yang ada tidak akan sanggup menampung jumlah pasien yang ada.

"Seandainya semuanya masuk rumah sakit sesuai indikasi, maka tidak akan cukup lagi. Ini untuk di daerah Surabaya, jadi grafiknya naik terus," ujar Joni.

Berdasarkan fakta tersebut, kata Dirut RSUD dr, Soetomo ini, para ahli yang melakukan kajian epidemiologi berpendapat, saatnya Surabaya mempertimbangkan untuk menerapkan PSBB.

Rekomendasi lain selain PSBB, lanjut Joni, pemerintah harus meningkatkan fasilitas kesehatan yang komprehensif untuk mengantisipasi lonjakan kasus-kasus berikutnya.

Selain itu, ada juga rekomendasi untuk melakukan kajian epidemologi secara terus menerus. Bahkan kajian epidemologi tersebut harus dilakukan setiap hari. Tujuannya untuk memetakan mana pasien perlu perawatan di rumah sakit, mana yang bisa melakukan isolasi mandiri atau yang butuh ventilator.

Sekedar diketahui, per Kamis (16/4) jumlah kasus Positif Covid-19 di Surabaya berjumlah 246 kasus. Sedangkan PDP berjumlah 634 orang, dan ODP berjumlah 1.659 kasus. Adapun untuk pasien yang sembuh berjumlah 43 orang, dan pasien yang meninggal 24 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement