Rabu 18 Mar 2020 20:59 WIB

Pusat Perbelanjaan di Surabaya Sepi Pengunjung

Sejak adanya imbauan untuk tidak berada di keramaian, mal ini sepi

Pengunjung Malioboro Anjlok. Jalur pedestrian lengang di Kawasan Malioboro, Yogyakarta, Rabu (18/3). Pengunjung di ikon wisata Yogyakarta anjlok pascapenguman penyebaran virus corona di Indonesia. Imbasnya beberapa pedagang memilih libur, selain sepi juga untuk menjaga dari virus covid 19. Wihdan/ Republika
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Pengunjung Malioboro Anjlok. Jalur pedestrian lengang di Kawasan Malioboro, Yogyakarta, Rabu (18/3). Pengunjung di ikon wisata Yogyakarta anjlok pascapenguman penyebaran virus corona di Indonesia. Imbasnya beberapa pedagang memilih libur, selain sepi juga untuk menjaga dari virus covid 19. Wihdan/ Republika

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Surabaya sepi pengunjung, setelah pemerintah menganjurkan masyarakat agar menjauhi keramaian demi meminimalisir penyebaran virus corona atau Covid-19.

Salah satunya adalah pusat perbenjaan Transmart Ngagel Surabaya, yang hanya terlihat 10-15 orang lalu-lalang keluar masuk di mal dua lantai tersebut pada Rabu (18/3). Di beberapa sudut gedung disiapkan cairan pembersih tangan yang terletak di pintu masuk mal serta beberapa lokasi penjual, untuk meningkatkan kebersihan tangan pengunjung.

"Sejak adanya imbauan untuk tidak berada di keramaian, mal ini sepi tidak seramai sebelumnya, termasuk keberadaan lokasi parkir di sini," kata Siti Fadhila, salah satu penjaga parkir di al tersebut.

Hal yang sama juga terjadi di Mal Plaza Surabaya, yang menjadi salah satu favorit warga Kota Pahlawan untuk berbelanja pun terlihat sepi. Mal yang terletak di pusat kota ini selain menyiapkan cairan pembersih tangan di setiap pintu masuknya, juga memberi tanda jarak bagi pengunjung yang menaiki lift agar tidak berdekatan.

Tanda berbentuk kotak yang berada di dalam lift itu diberikan agar pengunjung yang menggunakan fasilitas tersebut tidak saling sentuh, sebagai antisipasi penyebaran virus corona.

Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur, Tjahjono Haryono mengakui, akibat imbauan pemerintah itu tingkat kunjungan konsumen ke kafe dan restoran yang berada di pusat perbelanjaan mengalami penurunan.

"Tren tersebut terlihat sejak akhir pekan lalu. Sebab, masyarakat kini tidak berani berada di keramaian demi meminimalisir penyebaran virus. Dan Apkrindo Jatim mencatat rerata angka penurunannya sekitar 20-30 persen dibanding hari-hari biasa," katanya.

Ia bersyukur, angka penurunan kafe dan restoran yang ada dalam mal tidak sedrastis seperti prediksi kebanyakan orang sampai 50 persen. Selain turunnya kunjungan, beberapa bahan baku industri kafe dan restoran di Surabaya juga sempat terganggu, seperti bawang bombay, bawang putih dan aneka rempah-rempah seperti jahe dan lengkuas.

Menurutnya, harga bawang bombay pernah menyentuh Rp250 ribu/kg, padahal harga normalnya berada di kisaran Rp60 ribu-Rp70 ribu/kg.

"Tapi sekarang mulai stabil. Harga bombay sudah di bawah Rp150 ribu/kg. Kami rasa soal bahan baku masih aman ya," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement