Senin 06 Feb 2023 07:17 WIB

DKP Semarang Rekrut Siswa SD Jadi Detektif Pangan Awasi Jajanan di Sekolah

Detektif pangan mendapat tugas mengawasi peredaran pangan dan jajanan di sekolah.

Sejumlah anak membeli jajanan di salah satu Sekolah Dasar Kawasan Jakarta Selatan, Selasa (7/4).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah anak membeli jajanan di salah satu Sekolah Dasar Kawasan Jakarta Selatan, Selasa (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang membentuk detektif pangan yang beranggotakan kalangan siswa sekolah. Detektif pangan ini untuk mengawasi peredaran makanan dan jajanan di lingkungan sekolah.

"Kami rekrut beberapa siswa SD (sekolah dasar) kelas IV, V, dan VI menjadi detektif pangan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Semarang Bambang Pramusinto di Semarang, Ahad (5/2/2023).

Baca Juga

Menurut dia, keberadaan detektif pangan itu dimaksudkan untuk mengefektifkan pengawasan peredaran makanan yang ada di lingkungan sekolah. Seperti kantin hingga sekitar sekolah.

"Detektif pangan kami bekali teori-teori, seperti pangan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman). Mereka bertugas mengedukasi kawan-kawannya," kata dia.

Detektif pangan akan mengajak siswa lainnya untuk membawa bekal makanan sesuai 'Isi Piringku' yang dikampanyekan Kementerian Kesehatan. Yakni 50 persen berisi buah dan sayur, sementara 50 persen lainnya adalah karbohidrat dan protein.

"Harapannya, tidak ada lagi yang membawa bekal seperti nasi dikasih lauk mi instan, atau nasi dan telur saja, tanpa sayur. Harus lengkap sesuai dengan 'Isi Piringku'," kata Bambang.

Mereka yang direkrut sebagai detektif pangan juga dipilih siswa siswi yang memiliki prestasi atau ranking di kelasnya. Sehingga diharapkan bisa lebih cakap dan jelas dalam memberikan penjelasan kepada teman-temannya.

Untuk pengawasan, kata dia, detektif pangan ditugasi melakukan pengawasan sementara atas peredaran pangan dan jajanan di sekolah berkomunikasi dan koordinasi dengan guru sekolah. Jika menemukan jajanan yang mencurigakan, kata dia, mereka akan berkomunikasi dengan guru, selanjutnya guru akan menghubungi Dinas Ketahanan Pangan yang segera meluncur ke lokasi.

Bambang mengatakan para siswa yang menjadi detektif pangan sudah dibekali pengetahuan mengenai makanan yang mencurigakan. Seperti melihat warna yang terlalu mencolok dan tanggal kedaluwarsa.

"Kami baru buat (detektif pangan) di SD Sompok (SD Negeri Lamper Kidul 02 Semarang) sebagai model. Praktiknya nanti kami kembangkan di seluruh SD di Kota Semarang," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement