Sabtu 29 May 2021 05:31 WIB

BPPTKG Tegaskan tak Ada Komet Jatuh di Puncak Merapi

Beredar viral foto kilatan cahaya layaknya komet jatuh di puncak Gunung Merapi.

Warga beraktivitas di sekitar kawasan Gunung Merapi, di Klaten, Yogyakarta pada 7 November 2020.
Foto: Anadolu Agency
Warga beraktivitas di sekitar kawasan Gunung Merapi, di Klaten, Yogyakarta pada 7 November 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan, terkait foto kilatan cahaya layaknya komet jatuh di puncak Gunung Merapi yang beredar di media sosial, disimpulkan bahwa tidak ada benda jatuh di gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu. Masyarakat sekitar Merapi diimbau untuk tetap tenang.

"Berdasarkan data pemantauan, pada saat kejadian tidak ada sinyal kegempaan dan suara sehingga kami menyimpulkan tidak ada benda yang jatuh di sekitar Merapi. Sampai saat ini, kejadian tersebut tidak berpengaruh pada aktivitas Merapi," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Jumat (28.5).

Baca Juga

Sebelumnya, beredar di media sosial foto yang ditengarai foto benda langit yang sedang jatuh di sekitar Gunung Merapi. Sehubungan dengan beredarnya berita tersebut, Hanik menyebutkan bahwa kamera CCTV yang berada di Deles (sisi timur Gunung Merapi) juga sempat merekam kilatan cahaya pada 27 Mei 2021 pukul 23.08.10 WIB.

Meski demikian, lanjut dia, tidak terdapat sinyal yang signifikan dari data kegempaan dan tidak dilaporkan terdengar suara atau terlihat kilatan cahaya dari pos-pos pemantauan Gunung Merapi. Hanik mengatakan, salah satu tugas BPPTKG-PVMBG-Badan Geologi adalah melakukan mitigasi Gunung Merapi dan tidak memiliki tugas untuk mengamati benda langit.

"Sehingga kami tidak bisa memastikan benda apa yang terlihat dalam gambar tersebut," kata dia.

Ia menerangkan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi hingga kini masih cukup tinggi yaitu berupa aktivitas erupsi efusif, yang ditandai dengan aktivitas pertumbuhan kubah lava, guguran, dan awan panas guguran. Tingkat aktivitas masih ditetapkan dalam tingkat siaga.

"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, tidak panik, dan selalu mengikuti informasi dari sumber yang terpercaya," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement