Rabu 28 Apr 2021 14:09 WIB

Sandiaga Sebut Kondisi Pariwisata DIY Dinilai Lebih Baik

Kondisi pariwisata DIY dinilai masih menunjukkan nilai positif dibanding daerah lain.

Rep: Silvi Dian Setiawan/ Red: Bilal Ramadhan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (dua kiri) melihat tari edan-edanan di Desa Wisata Krebet, Pajangan, Bantul, DI Yogyakarta, Senin (26/4/2021). Dalam kunjungan kerjanya, Menparekraf memberikan arahan kepada para perajin batik kayu di Desa Wisata Krebet untuk bersama membangkitkan sektor ekonomi kreatif.
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (dua kiri) melihat tari edan-edanan di Desa Wisata Krebet, Pajangan, Bantul, DI Yogyakarta, Senin (26/4/2021). Dalam kunjungan kerjanya, Menparekraf memberikan arahan kepada para perajin batik kayu di Desa Wisata Krebet untuk bersama membangkitkan sektor ekonomi kreatif.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebut, kondisi pariwisata turun luar biasa di pandemi Covid-19. Namun, kondisi pariwisata DIY dinilai masih menunjukkan nilai positif.

Menurutnya, pariwisata DIY lebih meningkat dibanding daerah lainnya di Indonesia. Hal ini terlihat dalam okupansi hotel di DIY yang rata-rata lebih dari 45 persen.

"Kalau dilihat dari angka pariwisata kan turun luar biasa, tapi Yogya ini Alhamdulillah okupansi rate-nya di Desember (2020) 45 persen, masih di atas destinasi-destinasi (di daerah) yang lain," kata Sandiaga.

Untuk membangkitkan kondisi pariwisata, vaksinasi Covid-19 bagi pelaku usaha pariwisata pun digencarkan. Hal ini, katanya, tentu juga meningkatkan perekonomian yang turun drastis akibat pandemi.

Tiga provinsi menjadi prioritas vaksinasi untuk pelaku usaha pariwisata yakni DIY, Bali dan Jakarta. Total, ada 9.000 pelaku usaha pariwisata yang menjadi target vaksinasi. "1.500 orang diantaranya pelaku usaha pariwisata di DIY," ujarnya.

Selain itu, Indonesia juga ditutup untuk wisatawan asing. Beberapa penerbangan internasional juga masih ditutup, terutama wisatawan yang berasal dari India mengingat kasus Covid-19 belum terkendali di negara tersebut.

"Jadi ini langkah yang diambil, sekali lagi untuk memastikan penularan Covid-19 dapat ditekan. Sehingga, situasinya kondusif dan terkendali," jelas Sandiaga.

Sementara itu, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY juga menegaskan tidak menerima wisatawan dari luar daerah selama masa larangan mudik. Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara AJi mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan provinsi lain untuk melakukan penyekatan di daerah perbatasan.

"Regulasinya tidak boleh ada lintas provinsi, Sehingga kita akan setop seluruh pengunjung dari luar provinsi. Kita bekerja sama dengan Jateng dan (wisatawan yang bepergian dengan) pesawat dan kereta tentu (juga ada kerja sama) dengan provinsi-provinsi lain," kata Aji.

Begitu pun dengan wisatawan luar daerah yang sudah memesan tiket masuk ke destinasi wisata melalui aplikasi Visiting Jogja, tetap tidak diperbolehkan. Pihaknya tegas melarang wisatawan luar daerah masuk ke DIY guna menekan penularan Covid-19.

"Sehingga pada saat liburan (Lebaran) itu tidak akan ada wisatawan dari luar DIY, walaupun mereka sudah mendaftar di Visiting Jogja," ujar Aji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement