Senin 25 Jan 2021 02:15 WIB

Musim Penghujan, Warga di Lereng Perbukitan Diminta Waspada

Sejumlah kawasan rawan bencana alam banjir dan tanah longsor.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Musim Penghujan, Warga di Lereng Perbukitan Diminta Waspada (ilustrasi).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Musim Penghujan, Warga di Lereng Perbukitan Diminta Waspada (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN — Menghadapi puncak musim penghujan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang telah mengeluarkan imbauan peringatan dini guna mengantisipasi risiko bencana alam di daerahnya.

Peringatan dini ditujukan kepada masyarakat yang tinggal di sejumlah kawasan rawan bencana alam banjir dan tanah longsor di sejumlah kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Semarang, maupun seluruh stakholder kebencanaan.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto yang dikonfirmasi mengungkapkan, puncak musim penghujan tahun ini diprediksi bakal berlangsung pada bulan Januari hingga Februari 2021 nanti.

Terkait hal ini, perlu diwaspai oleh masyarakat yang tinggal atau berada di daerah potensi bencana. “Khususnya, mereka yang tinggal di lereng- perbukitan, di pinggir sungai agar waspada,” ungkapnya, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Ahad (24/1).

Terutama, jelas Heru, pada saat di wilayah mereka hujan turun dengan intensitas tinggi --dan berlangsung dalam durasi waktu yang lama-- diharapkan untuk segera mengantisipasi hal- hal yang tidak diinginkan.

“Sementara kami imbau untuk mengungsi atau tinggal sementara di rumah kerabat atau saudara terdekat yang lokasinya relatif lebih aman, dari berbagai risiko terdampak bencana alam,” tambahnya.

Antisipasi ini, lanjutnya, penting karena potensi bencana tanah longsor maupun banjir bandang (banjir luapan sungai) saat intensitas hujan tinggi perlu diantisipasi, guna menghindari jatuhnya korban jiwa massal.  

Tak lupa, Heru juga mewanti- wanti agar warga yang rumahnya berdekatan dengan pohon besar,  sudah berusia tua dan mulai rapuh juga diminta melakukan berbagai antisipasi.

“Misalnya mengurangi ketinggian pohon dengan cara pemangkasan atau melakukan pengurangan ranting batang pohon, agar tidak terlalu membahayakan jika turun hujan deras disertai dengan angin kencang,” tegasnya.

Masih terkait dengan potensi bencana tanah longsor, Heru menegaskan, di wilayah Kabupaten Semarang ada sejumlah wilayah kecamatan yang menjadi prioritas perhatian BPBD Kabupaten Semarang.

Wilayah tersebut meliputi, Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Jambu, Kecamatan Sumowono, Kecamatan Getasan serta wilayah Kecamatan Ungaran Timur, yang memiliki karakteristik pemukiman di lereng- lereng perbukitan.

Sedangkan untuk wilayah dengan potensi bencana banjir luapan antar lain meliputi sejumlah desa yang berada di sekitar danau Rawapening di (Kecamatan Tuntang, Bawen dan Banyubiru).

Kemudian juga permukiman yang berada di sekitar aliran sungai seperti di wilayah Kecamatan Pringapus, Kecamatan Bancak maupun Kecamatan Ungaran Barat, yang pada musim penghujan tahun sebelumnya juga terdampak banjir luapan.

Lebih lanjut, Heru juga menyampaikan, sejauh musim hujan kali ini berlangsung, bencana tanah longsor sudah terpantau di sejumlah desa, di wilayah Kabupaten Semarang, antara lain seperti Desa Kaligawe, Kecamatan Ungaran Timur dan Desa Blimbing, Kecamatan Susukan.

Kendati masih skalanya masih ringan hingga sedang dan hanya mengakibatkan kerugian harta benda, bisa menjadi peringatan agar kewaspadaan ditingkatkan, dalam menghadapi puncak musim penghujan kali ini.

Ia juga mengimbau, agar masyarakat juga memperkuat sistem koordinasi –baik dengan aparat desa maupun stakeholder kebencanaan. “Laporkan dan informasikan jika masyarakat melihat tanda- tanda atau gejala alam yang bias memperbesar factor risiko bencana alam,” tandas Heru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement