Selasa 19 Jan 2021 17:52 WIB

Gunung Merapi Sudah Erupsi Efusif, Apa Itu?

Potensi dan daerah bahaya erupsi Gunung Merapi sudah berubah.

Gunung Merapi Sudah Erupsi Efusif, Apa Itu?. Warga berjalan di jalan desa yang tertutup abu vulkanik Gunung Merapi di Songgo Bumi, Mriyan, Tamansari, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (19/1/2021). Terjadinya awan panas guguran Gunung Merapi pada Selasa (19/1) pukul 02.27 WIB dengan jarak luncur 1800 meter dan tinggi kolom 500 meter di atas puncak, membuat sebagian wilayah di daerah kaki Gunung Merapi Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten terkena hujan abu vulkanik.
Foto: Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA
Gunung Merapi Sudah Erupsi Efusif, Apa Itu?. Warga berjalan di jalan desa yang tertutup abu vulkanik Gunung Merapi di Songgo Bumi, Mriyan, Tamansari, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (19/1/2021). Terjadinya awan panas guguran Gunung Merapi pada Selasa (19/1) pukul 02.27 WIB dengan jarak luncur 1800 meter dan tinggi kolom 500 meter di atas puncak, membuat sebagian wilayah di daerah kaki Gunung Merapi Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten terkena hujan abu vulkanik.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN --Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida menyatakan bahwa Gunung Merapi yang berada di perbatasan Kabupaten Sleman dan Jawa Tengah sudah mengalami erupsi sejak 4 Januari 2021.

"Aktivitas erupsi tersebut berupa guguran lava pijar dan awan panas sejauh maksimal 1.800 meter yang disebut dengan erupsi efusif," kata Hanik Humaida saat menyampaikan paparan perkembangan aktivitas Gunung Merapi, Selasa (19/1).

Baca Juga

Menurut dia, sampai saat ini telah terjadi 10 kali awan panas, yaitu pada 7 Januari sebanyak empat kali, pada 9, 13 dan 16 Januari masing-masing dua kali, dan ada 18, dan 19 Januari 2021. "Kejadian tersebut dominasi luncuran sekitar 500 meter," katanya.

Ia mengatakan potensi dan daerah bahaya erupsi Gunung Merapi sudah berubah mengingat erupsi yang cenderung bersifat efusif serta memperhatikan arah erupsi yang mengarah ke barat. "Per 15 Januari 2020, distribusi probabilitas erupsi dominan ke arah erupsi efusif 40 persen dan eksplosif 21 persen, sehingga potensi erupsi eksplosif dan kubah dalam menurun signifikan," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement