Ahad 25 Oct 2020 21:34 WIB

Warga Solo Diimbau tak Mudik Saat Libur Panjang Oktober

Imbauan tidak mudik untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19.

Red: Nur Aini
Warga melintas di depan kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang ditutup sejak penetapan status kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) COVID-19 di Solo, Jawa Tengah, Selasa (26/5/2020). Penutupan wisata keraton setempat, selain juga meniadakan sejumlah agenda budaya merupakan kebijakan Raja Paku Buwono XIII, Hangabehi untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 di tempat wisata.
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Warga melintas di depan kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang ditutup sejak penetapan status kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) COVID-19 di Solo, Jawa Tengah, Selasa (26/5/2020). Penutupan wisata keraton setempat, selain juga meniadakan sejumlah agenda budaya merupakan kebijakan Raja Paku Buwono XIII, Hangabehi untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 di tempat wisata.

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Pemerintah Kota Surakarta mengimbau warga yang tinggal di luar kota agar tidak mudik dulu pada cuti bersama dan libur panjang akhir Oktober ini untuk meminimalkan penyebaran wabah Covid-19.

"Dalam rangka cuti bersama bulan Oktober, saya berharap masyarakat yang mau pulang kampung agar ditunda dulu sampai Covid-19 bisa dikendalikan," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Solo, Ahad (25/10).

Baca Juga

Ia mengatakan, jika warga tetap mudik, tidak menutup kemungkinan warga tersebut membawa virus Covid-19 dan bisa menularkan ke orang yang didatangi.

"Kami juga mengantisipasi warga yang tinggal di luar kota dan mudik ke sini dengan membawa virus, itu akan membebani pemkot," katanya.

Karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat agar tetap mengedepankan kepentingan bersama.

"Untuk saat ini di rumah saja dulu, baru nanti kalau kasus COVID-19 sudah bisa dikendalikan, silahkan kalau mau ketemu keluarga yang ada di sini," katanya.

Sementara itu, untuk saat ini pihaknya lebih mengoptimalkan Program Jogo Tonggo. Pada program tersebut, masyarakat diminta aktif memberikan laporan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 terkait kondisi di lingkungan sekitar mereka.

"Dengan begitu kami lebih mudah melakukan monitoring karena sekarang kami tidak membuat lagi program karantina," katanya.

Selain itu, hingga saat ini pihaknya juga masih terus aktif menggelar operasi masker di berbagai lokasi. Ia mengatakan langkah tersebut sejauh ini cukup efektif dalam meningkatkan kedisiplinan masyarakat untuk selalu menggunakan masker dalam menjalankan setiap aktivitas mereka.

"Operasi masker sangat efektif. Justru sekarang yang banyak kedapatan tidak memakai masker 80 persen masyarakat luar kota. Misalnya dari 40 yang kena, masyarakat Solo paling 5-10 di antaranya, lainnya luar kota," katanya.

"Harapannya baik masyarakat Surakarta khususnya dan Soloraya pada umumnya agar mengendalikan virus ini dengan tetap menggunakan masker ketika keluar dari rumah," kata Hadi Rudyatmo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement