Kamis 01 Oct 2020 08:15 WIB

Kabupaten Semarang Antisipasi Bencana Tanah Longsor

Sedikitnya delapan wilayah kecamatan berpotensi terjadi bencana alam tanah longsor.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Tanah longsor menimpa rumah penduduk, ilustrasi
Tanah longsor menimpa rumah penduduk, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Selama musim penghujan,  kawasan pemukiman yang berada di lereng perbukitan bakal mendapatkan perhatian khusus. Langkah ini dilakukan guna mengantisipasi ancaman bencana tanah longsor, di wilayah Kabupaten Semarang.

Hal ini terungkap dalam Apel Siaga Bencana Alam 2020 tingkat Kabupaten Semarang, yang dilaksanakan di lapangan apel mapolres Semarang, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Rabu (30/9).

Dalam kesempatan ini, Kapolres Semarang, AKBP Gatot Hendro Hartono mengungkapkan, Polres Semarang telah melaksanakan apel kesiapsiagaan dalam mengantisipasi potensi terjadinya bencana alam di wilayah Kabupaten Semarang.

Sedikitnya 750 personel gabungan telah disiapkan untuk mendukung langkah antisipasi kebencanaan di wilayah Kabupaten Semarang. Masing-masing terdiri atas TNI, Polri, Satpol PP, BPBD, dan Dishub Kabupaten Semarang.

"Ini merupakan bentuk kepedulian serta kesiapsiagaan bersama terhadap potensi bencana alam, terlebih dalam waktu dekat wilayah Kabupaten Semarang sudah memasuki musim penghujan," jelasnya.

Menurut kapolres, personel gabungan tersebut nantinya diminta melakukan prioritas pengawasan dan monitoring wilayah pegunungan dan pemukiman warga diketinggian (perbukitan) yang potensi kerawanan bencana tanah longsor.

Sebab potensi bencana tanah longsor di  wilayah Kabupaten Semarang hampir merata. Meskipun secara statistik frekuensi kebencanaan tergolong masih aman namun banyak pemukiman yang berada di lereng- lereng bukit.

"Kita penting memahami, yang namanya bencana alam tidak bisa kita prediksikan, apakah terjadi di daerah pinggiran atau terpencil maupun dekat dengan perkotaan. Namun kewaspadaan penting guna menghindari jatuhnya korban massal," katanya.

Guna memonitor seluruh potensi kebencanaan, masih kata Gatot, Polres Semarang juga akan memaksimalkan fungsi Babinsa, Babinkamtibmas serta unsur Linmas yang ada di tiap desa/ kelurahan.

Kendati kewaspadaan terhadap bencana tanah longsor menjadi prioritas, potensi kebencanaan lainnya juga tetap mendapatkan perhatian. "Karena di wilayah Kabupaten Semarang juga memiliki kerawanan bencana banjir, angin ribut bahkan bencana kekeringan," kata kapolres.

Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto menjelaskan, di wilayah Kabupaten Semarang ada sedikitnya delapan wilayah kecamatan yang berpotensi terjadi bencana alam tanah longsor.

Seperti Kecamatan Banyubiru, Sumowono, Ambarawa, Getasan, Ungaran Barat, Ungaran Timur, Bawen  dan Kecamatan Bandungan. "Wilayah dengan kerawanan tersebut telah kami petakan," jelasnya.

Heru menambahkan, sejumlah wilayah di Kabupaten Semarang diperkirakan sudah akan memasuki awal musim penghujan di bulan Oktober 2020 nanti dan puncaknya diperkirakan bakal berlangsung mulai bulan Januari 2021 mendatang. "Menurut informasi dari BMKG, musim penghujan akan dimulai bulan Oktober dan puncaknya diprediksi bajal mulai bulan Januari 2021 mendatang," katanya.

BPBD Kabupaten Semarang pun telah menyiapkan para relawan yang terfokus di tingkat kecamatan. Guna mengantisipasi penanganan bencana, tiap kecamatan juga sudah menyiapkan posko pengungsian.

Sehingga apabila terjadi kejadian bencana seluruh posko telah siap melaksanakan tindakan darurat guna menyelamatkan warga yang terdampak bencana alam.

Secara perbandingan, kejadian bencana alam di Kabupaten Semarang, jumlahnya relatif menurun sekitar 10 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebumnya dibandingkan dengan  bulan sebelumnya.

Total sepanjang tahun 2019 ada sebanyak 159 kejadian bencana alam, yang didominasi oleh bencana kebakaran, teritama saat musim kemarau. "Untuk potensi kedepan (di musim penghujan) tanah longsor," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement