Jumat 07 Aug 2020 17:10 WIB

Pasar Manis Banyumas Layani Penukaran Uang Steriil

Transaksi di Pasar Manis Banyumas menggunakan non tunai atau uang steril.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi penjual cabai di pasar tradisional.
Ilustrasi penjual cabai di pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Upaya pencegahan penularan Covid 19 di Pasar Manis Purwokerto, tidak hanya dengan menerapkan protokol kesehatan baku. Sarana transaksi yang digunakan juga diupayakan yang bisa mencegah penularan.

''Dalam sistem transaksi di pasar manis, kami tidak hanya mendorong pedagang/pembeli di Pasar Manis untuk menggunakan sistem non tunai. Namun kami juga menyediakan sarana penukaran uang baru atau uang yang masih steril, bila konsumen tidak bisa melakukan transaksi non tunai,'' kata Sekda Banyumas Wahyu Budi Saptono saat menerima Kepala Pusat Litbang Inovasi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Matheos Tan, Jumat (7/8).

Baca Juga

Kedatangan tim dari Kemendagri ini merupakan monitoring fasilitas publik milik Pemkab Banyumas yang belum lama mendapat penghargaan sebagai pasar tradisional paling inovatif dalam menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi covid-19. ''Kunjungan kami ke sini memang untuk melihat langsung sejauh mana penerapan protokol kesehatan di  Pasar Manis,'' katanya.

Dalam kesempatan itu, Matheos mengaku tertarik dengan adanya layanan penukaran uang baru di Pasar Manis. ''Ini jarang dilakukan oleh pengelola pasar. Sepertinya, baru di Pasar Manis Banyumas ini dilakukan inovasi ini,'' katanya.

 

Menurutnya, penukaran uang baru yang masih steril, bisa membantu pencegahan penularan covid-19. Hal ini mengingat uang yang sudah sering berpindah tangan, bisa menjadi media penularan Covid 19. Untuk itu, dia minta agar inovasi ini juga bisa dilakukan di pasar-pasar lain di Banyumas.

''Ini kolaborasi yang bagus antara Pemkab Banyumas dengan perbankan. Akan lebih baik,  jika bisa diterapkan di pasar lain yang ada di Kabupaten Banyumas. Bahkan daerah lain juga bisa mencontoh inovasi ini sebagai salah satu upaya pencegahan penularan covid-19,'' ujarnya.

Sekda Wahyu Budi Saptono menyebutkan, untuk sistem pembayaran non tunai sebenarnya sudah lama diterapkan di Pasar Manis.  ''Bahkan sebelum ada pandemi Covid-19, pedagang Pasar Manis sudah melayani sistem  pembayaran non tunai,'' katanya.

Saat ini, kata Sekda, pihaknya juga sedang gencar mensosialisasikan pembayaran tunai melalui aplikasi QRIS dari Bank Indonesia. ''Beberapa pedagang, sudah ada yang menggunakan aplikasi ini untuk transaksi,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement