Sabtu 01 Aug 2020 21:10 WIB

Tanaman Palawija Solusi Terbaik Saat Musim Kemarau

Palawija merupakan jenis tanaman yang hemat air.

Petani merawat tanaman palawija jenis Oyong dan Timun di Desa Laladon, Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (9/7).
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Petani merawat tanaman palawija jenis Oyong dan Timun di Desa Laladon, Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Prof Loekas Soesanto mengingatkan para petani untuk menanam palawija karena merupakan solusi terbaik saat musim kemarau guna mencegah gagal panen.

"Solusi terbaik saat musim kemarau dan ketersediaan air irigasi mulai berkurang adalah melakukan rotasi tanaman padi dengan palawija," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng, Sabtu (1/8).

Baca Juga

Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto itu menambahkan bagi petani yang masih tetap ingin menanam padi karena merasa ketersediaan air irigasi di wilayahnya masih banyak, maka bisa saja dilanjutkan.

"Menurut saya, itu sangat tergantung dari ketersediaan air irigasi, jika ketersediannya masih ada, bisa lanjut, tetapi yang terbaik adalah rotasi dengan palawija," katanya.

Dia mengatakan palawija merupakan jenis tanaman yang hemat air, sehingga tidak memerlukan air irigasi yang melimpah.

"Karena itu, palawija merupakan bagian penting dalam rotasi tanaman saat kemarau, contohnya adalah kacang hijau, kedelai, jagung, dan lain sebagainya," katanya.

Dia menambahkan kacang hijau merupakan salah satu tanaman yang sangat hemat air sehingga cocok menjadi tanaman alternatif pada musim kering.

"Kacang hijau bisa menjadi salah satu pilihan karena masa tanam yang relatif pendek dan dapat cepat dipanen meskipun curah hujan sudah sangat menurun," katanya.

Sementara itu, akademisi Unsoed Asna Mustofa meminta petani memastikan kecukupan air apabila ingin tetap menanam padi saat musim kemarau.

"Apabila petani menanam padi saat kemarau, maka akan memiliki kemungkinan terjadinya puso atau gagal panen, karena itu harus benar-benar memastikan kecukupan air," katanya.

Dosen Fakultas Pertanian Unsoed tersebut mengatakanarea sawah tadah hujan yang lokasinya berdekatan dengan hutan memiliki kemungkinan memiliki ketersediaan air yang cukup.

"Kalau kondisi hutannya masih bagus kemungkinan air masih cukup, artinya kalau daerah aliran sungainya sehat, air sungai pada musim kemarau masih tersedia untuk budi daya padi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement