Rabu 08 Jul 2020 16:45 WIB

29 SMP Negeri di Purbalingga Kekurangan Siswa Baru

Sekolah yang kekurangan siswa bisa memperpanjang masa pendaftaran.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Penerimaan siswa baru (ilustrasi)
Foto: Antara
Penerimaan siswa baru (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP Negeri se Purbalingga tahun ajaran 2020/2021, telah diumumkan hasilnya, Selasa (7/7). Dari proses PPDB tersebut, diketahui ada cukup banyak sekolah yang masih kekurangan siswa baru.

''Seluruhnya ada 29 SMP Negeri yang masih kekurangan siswa baru,'' jelas Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga, Joko Sumarno, Rabu (8/7).

Terkait hal ini, dia menyebutkan, sekolah-sekolah yang masih kekurangan siswa bisa memperpanjang  masa pendaftaran dengan menggunakan sistem offline. Selain itu, dia juga telah menginstruksikan agar sekolah yang masih kekurangan siswa bisa berkoordinasi dengan SMP Negeri terdekat yang kelebihan pendaftar siswa baru.

''Misalnya, pendaftar di SMP 2 dan SMP 3 terjadi kelebihan calon siswa, maka kelebihannya bisa diterima di SMP 1 yang masih kurang pendaftar,'' katanya.

Dia menyebutkan, dalam PPDB SMP Negeri yang dilaksanakan tahun ini, masih menerapkan sistem yang tidak berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dalam hal ini, pendaftaran siswa baru dilakukan secara online, dengan menerapkan sistem zonasi, afirmasi dan prestasi, dan jalur kepindahan orang tua.

Berdasarkan data terakhir diketahui, dari 54 SMP Negeri se Purbalingga, peserta PPDB yang tercatat memang tidak memenuhi kuota siswa baru yang disediakan. Dari kuota siswa baru sebanyak 10.472 siswa, yang mendaftar secara online terdaftar hanya sebanyak 9.862 calon siswa.

Berdasarkan data tersebut, semua siswa yang mendaftar baik di sistem zonasi, prestasi, afirmasi, maupun mengikuti perpindahan orang tua, diterima seluruhnya di sekolah-sekolah yang dituju. Tidak ada sekolah yang kelebihan jumlah pendaftar, sehingga tidak diterima.

Terkait hal ini, Joko menyebutkan, ada berbagai faktor yang menyebabkan jumlah pendaftar tidak memenuhi kuota siswa baru yang disediakan. ''Kemungkinan, banyak lulusan SD yang memilih melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren maupun ke sekolah swasta,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement