Jumat 23 Sep 2022 20:20 WIB

Program Tukar Sampah jadi Sembako, Kumpulkan 2,4 Ton Sampah Anorganik

Jenis sampah terbanyak merupakan sampah kertas dan plastik.

Rep: dea alvi soraya/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah anak didampingi orang tua membuat wayang dari bahan sampah plastik saat lokakarya pembuatan wayang plastik di Jalan Terusan Cibogo Atas, Sukajadi, Kota Bandung, Ahad (18/9/2022). Lokakarya yang diinisiasi oleh Wayang Plastik (WATIK) dan Sedekah Benih tersebut sebagai upaya kampanye menjaga dan memperbaiki lingkungan dengan bijak mengolah sampah plastik. Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah anak didampingi orang tua membuat wayang dari bahan sampah plastik saat lokakarya pembuatan wayang plastik di Jalan Terusan Cibogo Atas, Sukajadi, Kota Bandung, Ahad (18/9/2022). Lokakarya yang diinisiasi oleh Wayang Plastik (WATIK) dan Sedekah Benih tersebut sebagai upaya kampanye menjaga dan memperbaiki lingkungan dengan bijak mengolah sampah plastik. Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Bazar murah yang digelar Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) resmi dimulai hari ini, Jumat (23/9/2022). Bazar murah yang akan berlangsung hingga Sabtu (24/9/2022) besok ini merupakan puncak dari rangkaian program tukar sampah jadi sembako yang telah digelar sejak 9 September lalu. 

Penanggungjawab Bank Sampah Induk (BSI) Kota Bandung Asep Sutisna mengatakan, hingga kini total sampah yang terkumpul dari program tukar sampah jadi sembako ini telah mencapai 2.435 kilogram atau hampir 2,5 ton sampah anorganik. Asep mengatakan, dari berbagai jenis sampah anorganik yang diterima, jenis sampah terbanyak merupakan sampah kertas dan plastik.

Baca Juga

“Sejauh ini sampah jenis kertas yang paling banyak, seperti bekas makanan, dus kemasan makanan, bungkus nasi, kardus. Itu kita terima sekotor apapun itu,” kata Asep saat dihubungi Republika, Jumat (23/9/2022). 

Menurutnya animo masyarakat untuk menukar sampah sudah sangat bagus.  Ini terlihat dari peningkatan capaian pengumpulan sampah yang meningkat hingga 300 persen. Dia mengatakan, di hari pertama program tukar sampah jadi sembako, jumlah sampah yang diterima hanya sekitar 910 kilogram saja. 

“Animo masyarakat ituu sangat bagus, pertama kita cuma bisa kumpulkan sampah dari masyarakat itu baru 910 kilo, tanggal 9 September, lalu di tanggal 17, ternyata animo masyarakat lebih bagus lagi, dari 910 naik sampai 300 persen, 2.435 kilo atau hampir 2,5 ton. Mungkin hari ini juga jika tidak ada kendala akan lebih banyak lagi karena respon masyrakat sangat aktif untuk menabung sampah,” kata dia. 

Hasil penukaran sampah, kata Asep, dapat ditukarkan dengan vocer belanja di bazar murah. Vocer tersebut nantinya dapat digunakan untuk membeli sembako seperti minyak, mie instan, gula, bumbu dapur, hingga pakaian. Asep mengatakan, harga-harga yang dibanderol di bazar murah jauh lebih rendah dibandingkan harga pasaran, salah satunya harga minyak goreng satu liter yang dijual dengan harga Rp 10.000. 

“Pembelian sembakonya juga tidak dibatasi ya, jadi saat kita punya vocer senilai 50 ribu tapi ingin belanja lebih banyak, maka bisa ditambah dengan transaksi tunai. Karena disini kan bazar murah ya jadi harga sembako nya di bawah pasaran, dengan kualitas yang tidak dikurangi,” kata Asep. 

Saat ditanya tentang target pengumpulan sampah, Asep mengatakan DLHK khususnya BSI tidak memiliki target khusus, namun dia berharap program ini dapat menyerap lebih banyak minat masyarakat untuk terbiasa menabung sampah di bank sampah. Menurutnya, jika semakin banyak masyarakat yang sadar pentingnya menabung sampah, maka upaya pemerintah kota bandung untuk mengurangi tonase sampah harian di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat lebih cepat terwujud. 

“Kalau target engga ada sih ya, tapi kalau bjsa sebanyak-banyaknya agar lebih banyak pula masyarakat yang teredukasi untuk sadar sampah,” kata dia. 

“Jadi memang target utama program ini adalah mengedukasi masyarakat atau merubah mindset masyarakat bahwa sampah itu tidak selamanya menjadi masalah, jadi kita edukasi masyarakat untuk membiasakan memilah dan menabung sampah, lalu kita tampung dan bisa bernilai ekonomis,” pungkasnya. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement