Kamis 23 Jun 2022 06:26 WIB

Warga Diminta Waspada, Kasus DBD di Tasikmalaya Masih Jadi Ancaman

Kasus DBD masih terjadi di Tasikmalaya karena terjadi anomali cuaca

Rep: bayu adji p/ Red: Hiru Muhammad
RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya yang biasa melayani pasien DBD.  (ilustrasi)
Foto: istimewa
RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya yang biasa melayani pasien DBD. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kasus demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman di Kota Tasikmalaya. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, angka kasus DBD di daerah itu sudah lebih dari 1.000 kasus sejak Januari 2022.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra, mengatakan, peningkatan kasus DBD masih terus terjadi. Apalagi, saat ini masih sering terjadi hujan di Kota Tasikmalaya akibat adanya anomali cuaca. Dampaknya, potensi kemunculan genangan air yang biasa menjadi sarang nyamuk masih tinggi."Saat ini total kasus sudah mencapai 1.021 kasus," kata dia saat dihubungi Republika, Rabu (22/6/2022).

Baca Juga

Dari total kasus itu, Asep menyebutkan, terdapat 13 orang yang masih menjalani perawatan di berbagai fasilitas kesehatan (faskes). Sementara angka kematian akibat DBD di Kota Tasikmalaya telah mencapai 16 kasus.

Ia menambahkan, mayoritas kasus kematian akibat DBD di daerahnya terjadi kepada usia anak. "Yang meninggal 70 persen berusia anak," kata dia.

Berdasarkan pemetaan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, kasus DBD paling banyak didapati di wilayah Kecamatan Tawang, Cipedes, dan Indihiang. Kendati demikian, kasus DBD telah ditemukan di seluruh kelurahan yang ada di Kota Tasikmalaya.

Asep mengimbau masyarakat untuk terus waspada terhadap kasus DBD. Masyarakat juga diminta terus melakukan upaya 3M plus dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement