Ahad 29 May 2022 17:44 WIB

Dishub Bandung Gandeng Polisi Cegah Kebocoran Tarif Parkir

Dinas Perhubungan Bandung menggandeng polisi mencegah kebocoran tarif parkir.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Bilal Ramadhan
Juru parkir mengoperasikan mesin parkir elektronik di Jalan Braga, Kota Bandung. Dinas Perhubungan Bandung menggandeng polisi mencegah kebocoran tarif parkir.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Juru parkir mengoperasikan mesin parkir elektronik di Jalan Braga, Kota Bandung. Dinas Perhubungan Bandung menggandeng polisi mencegah kebocoran tarif parkir.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung akan menggandeng aparat penegak hukum (APH) untuk mengawasi penggunaan mesin parkir elektronik. Selain itu dua kali dalam sehari para petugas diterjunkan untuk mengecek penggunaan mesin parkir elektronik.

Kepala UPT Parkir Dishub Kota Bandung Yogi Mamesa mengatakan optimalisasi penggunaan mesin parkir elektronik di Kota Bandung terus dilakukan. Langkah tersebut untuk mencegah kebocoran sekaligus meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari mesin parkir.

Baca Juga

"Optimalisasi mudah-mudahan para jukir dan pengguna parkir sudah mengetahui nilai angka parkir berapa dan mencegah kebocoran yang ada," ujarnya saat dihubungi, Ahad (29/5/2022).

Selain itu masyarakat diharapkan semakin mengerti terkait penggunaan mesin parkir elektronik. "Itu optimalisasi kita benahi semua, mudah-mudahan masyarakat Kota Bandung semakin mengerti dan tahu mana yang legal dan ilegal," ujar dia.

 

Ia menuturkan optimalisasi mesin parkir elektronik di Kota Bandung yang mencapai 445 unit akan dilaksanakan selama 49 hari ke depan. Penggunaan mesin parkir elektronik akan difokuskan di pusat kota.

"Alhamdulillah pemasukan mencapai Rp 400 juta, optimalisasi ini harus lebih dua kali lipat di atas Rp 1 miliar kalau bisa," katanya.

Yogi melanjutkan optimalisasi dilakukan dengan cara membagi petugas ke dalam dua sif untuk mengawasi penggunaan mesin parkir elektronik. Edukasi terus dilakukan kepada petugas juru parkir dan pengguna parkir.

Terkait keluhan juru parkir menyangkut kartu parkir (e-money) yang terbatas hanya beberapa bank, ia mengatakan juru parkir sudah dibekali kartu e-money untuk membantu transaksi pengguna parkir. Selanjutnya pengguna parkir akan membayar secara manual ke juru parkir.

Pihaknya berupaya untuk mempermudah dan mempercepat pengguna parkir. Pihaknya juga pada malam hari akan menggandeng APH untuk mengawasi pengelolaan mesin parkir.

"Rencana ke depan malam hari kita Insya Allah menggandeng APH mudah-mudahan kita berjalan lancar. Mudah-mudahan PAD meningkat," katanya.

Salah seorang juru parkir di Jalan Braga mengaku pengguna parkir yang memakai mesin parkir elektronik relatif membutuhkan waktu lama. Sebab mereka harus terlebih dahulu mengisi identitas kendaraan yang diparkir.

Selain itu tombol pada mesin beberapa diantaranya tidak berfungsi. Kartu e-money yang dapat digunakan pun terbatas hanya untuk beberapa bank sehingga banyak yang memilih membayar manual.

Namun di lapangan, para pengguna parkir yang membayar manual kadang hanya membayar sebagian dari total waktu parkir yang digunakan. Ia mengatakan kadang kesulitan menerapkan agar pengendara memakai mesin parkir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement