Kamis 12 May 2022 23:00 WIB

Bidan Desa di Cirebon Diminta Dampingi Ibu Hamil Cegah Stunting

Anak yang terbebas dari stunting kelak akan mendukung kemajuan bangsa dan Cirebon.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ilham Tirta
ilustrasi Stunting
Foto: Republika/Mardiah
ilustrasi Stunting

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Para bidan di setiap desa di Kabupaten Cirebon diminta bergerak cepat memberikan pendampingan kepada ibu-ibu hamil guna mencegah stunting. Anak yang terbebas dari stunting kelak akan mendukung kemajuan bangsa.

"Beri pemahaman kepada mereka pentingnya hidup sehat. Masalahnya, kalau anak sudah lahir secara stunting, masa depannya akan suram. Mereka akan lemah dalam segala hal,’’ kata Bupati Cirebon, Imron Rosyadi, saat menghadiri Vicon Apel Siaga tim Pendampingan Keluarga Nusantara Bergerak secara serentak, bersama gubernur Jabar di Pendopo Bupati Cirebon, Kamis (12/5/2022).

Baca Juga

Pencegahan stunting, lanjut Imron, menjadi salah satu visi misinya dalam memimpin Kabupaten Cirebon. Untuk itu, masalah kesehatan menjadi prioritas karena imbasnya akan sangat luar biasa. Jika penduduk Cirebon hidup sehat, maka pendidikan merekapun akan bisa terpenuhi.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Cirebon, Eni Suhaeni mengakui, di wilayahnya memang masih banyak anak yang terkena stunting. Hal itu dikarenakan penduduk Kabupaten Cirebon memang banyak.

 

Untuk itu, saat ini pihaknya gencar memberikan pendampingan, mulai dari calon pengantin. "Intinya, kami terus bergerak cepat memberikan pendampingan ke calon pasutri, apalagi ke ibu-ibu hamil. Mudah-mudahan angka stunting secepatnya bisa ditekan,’’ kata Eni.

Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jabar Ridwan Kamil meminta kepada warga di Jawa Barat bisa menghasilkan penduduk yang berkualitas. Acuannya adalah persoalan stunting. Menurutnya, penduduk yang tidak berkualitas adalah anak yang lahir dalam keadaan stunting.

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengungkapkan, stunting menjadi pokok masalah dalam hal melahirkan penduduk yang tidak berkualitas. Hal itu karena anak yang lahir dalam kondisi stunting hari ini, maka 20 atau 30 tahun kedepan akan membebani negara.

"Nanti pada tahun 2045 atau bertepatan dengan 100 tahun Indonesia merdeka, kita tidak sampai ke mimpi kita sebagai negara maju. Jadi mulai sekarang kita harus mencegah bayi lahir dalam kondisi stunting,’’ tegas Kang Emil.

Kang Emil menyebutkan, saat ini ekonomi Indonesia terbaik ke-16 di dunia. Pada sepuluh tahun ke depan, bisa rangking sepuluh dan tahun 2045 rangking empat.

"Tapi syaratnya, tidak ada penduduk kita yang lahir stunting,’’ kata Kang Emil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement