Sabtu 26 Mar 2022 18:29 WIB

Warga Cirebon Mengantre Panjang Beli Minyak Goreng Curah

Warga Cirebon beberapa hari ini kesulitan mendapatkan minyak goreng curah.

Minyak goreng curah (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/BAGUS INDAHONO
Minyak goreng curah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Warga dari berbagai daerah di wilayah Cirebon, Jawa Barat, harus mengantre untuk membeli minyak goreng curah di distributor yang berada di Kota Cirebon. Pembelian dibatasi hanya bisa membeli 50 kilogram per orang.

"Saya datang dari pagi, tapi belum juga mendapatkan minyak goreng, antreannya panjang," kata seorang warga Asal Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon Kosim di Cirebon, Sabtu (26/3).

Baca Juga

Kosim megaku belum bisa mengetahui, apakah akan mendapatkan minyak goreng curah atau tidak, karena antreannya cukup panjang, padahal minyak goreng hanya ada dua mobil tangki. Menurutnya saat ini minyak goreng curah, sangat sulit di dapatkan, dan jika pun ada harganya di atas HET yang telah ditetapkan.

Kosim melanjutkan sudah beberapa hari ini, ia kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng curah, karena di distributor yang biasa ia membeli tidak tersedia. "Makanya saya ke sini (distributor minyak goreng curah yang berada di Kota Cirebon), karena di tempat biasa saya belanja tidak ada," tuturnya.

Kosim yang merupakan penjual warung kelontong mengaku akan kembali menjual minyak goreng curah per kilogram dengan harga Rp 18.000-19.000. "Kalau antrenya begini, berarti kita harus menaikkan harga yang wajar dan bisa menutup biaya," katanya.

Senada dengan Kosim, pedagang asal Kabupaten Majalengka Sumiati mengaku masih sangat sulit mendapatkan minyak goreng curah. Di Kota Cirebon, ia bisa mendapatkan dengan harga Rp 15.500 per kilogram.

"Kalau di Majalengka harganya mencapai Rp 22-23 ribu per kilogram," katanya.

Ia mengaku akan kembali menjual minyak itu, dengan harga Rp 19 ribu per kilogram. Saat ini kata Sumiati, dirinya hanya mendapatkan minyak goreng curah sebanyak 56 kilogram, padahal sebelum terjadi kelangkaan ia bisa membawa pulang mencapai 1 ton.

"Sebelum ada kenaikan, saya biasa belanja sampai 1 ton, sekarang 56 kilogram saja sudah susah," ujarnya.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement