Ahad 10 Oct 2021 16:54 WIB

Gunung Gede Pangrango Ditutup Sementara

Tempat wisata sekitar Gunung Gede yaitu Curug Cibeureum dan Situ Gunung juga ditutup.

Wisatawan  berswa foto  di   Situ Gunung Suspension Bridge di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Kadudampit, Sukabumi, Selasa (19/6).
Foto: Republika.Iman Firmansyah
Wisatawan berswa foto di Situ Gunung Suspension Bridge di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Kadudampit, Sukabumi, Selasa (19/6).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pendakian dan objek wisata di bawah pengelolaan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) ditutup sementara mulai 6 Oktober hingga keadaan status Cianjur membaik atau turun ke level 1.

Humas TNGGP, Agus Deni mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan berapa lama penutupan untuk keempat kalinya selama setahun terakhir, akan dilakukan, mengingat status Cianjur masih berada di level 3 akibat vaksinasi yang masih minim.

"Kami belum bisa memastikan sampai kapan penutupan pendakian ke Gunung Gede-Pangrango serta tempat wisata seperti Curug Cibeureum dan jembatan Situ Gunung, akan dibuka kembali. Namun sejak 6 Oktober, sudah dilakukan penutupan," katanya.

Bagi calon pendaki yang sudah melakukan pendaftaran dengan waktu pendakian yang jatuh pada waktu penutupan, pihaknya dapat memberikan penjadwalan ulang atau pengembalian uang. Meski hingga saat ini, sebagian besar calon pendaki, memilih penjadwalan ulang.

Pihaknya berharap penutupan tidak berlangsung lama, sambil menunggu pencapaian target vaksinasi di Cianjur, sesuai ketentuan pemerintah pusat. Sehingga pembatasan aktivitas tidak lagi diberlakukan, sehingga pendakian dan obyek wisata di bawah pengelolaan BB TNGGP dapat dibuka.

"Tidak hanya pendakian, tempat wisata yang satu manajemen pengelolaannya ditutup. Ketika diizinkan kembali dibuka, kami tetap akan menerapkan prokes ketat, pendakian atau wisatawan yang datang wajib menunjukkan surat vaksin dan bebas Covid-19 antigen," kata Agus.

Sebelumnya pada awal tahun, pendakian ke Gunung Gede-Pangrango sempat ditutup dengan alasan untuk memulihkan ekosistem. Namun penutupan yang awalnya hanya sampai akhir Februari, diperpanjang hingga Maret karena cuaca ekstrem dan kembali dibuka pada awal April.

Namun baru sebulan berjalan, pendakian kembali di tutup bulan Mei sebagai upaya menekan angka penularan Covid-19 yang sempat tinggi diberbagai wilayah di Indonesia, ditambah untuk menekan tingginya pendakian setelah hari raya Idul Fitri.Untuk keempat kalinya, pendakian ditutup awal Oktober karena Cianjur kembali ke level 3.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement