Kamis 15 Apr 2021 13:10 WIB

Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan Tinggi Selama Pandemi

Kekerasan terhadap anak terkait pelecehan seksual

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: A.Syalaby Ichsan
KDRT (ilustrasi)
Foto: Foto : Mardiah
KDRT (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung, Jawa Barat, mengungkapkan, kekerasan terhadap perempuan dan anak di triwulan pertama di masa pandemi Covid-19 tinggi. Salah satu faktor pemicu dan penyebabnya yaitu permasalahan ekonomi.

"Dari Januari sampai Maret 125 (kasus) bayangkan saja, tahun lalu sampai akhir tahun 325, triwulan pertama sudah 125. Mudah-mudahan harapan kita jangan naik," ujar Sekdis Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Irma Nuryani, Kamis (15/4).

Ia menuturkan, kekerasan terhadap perempuan di antaranya terkait kekerasan fisik dan kekerasan psikis. Sedangkan kekerasan terhadap anak terkait pelecehan seksual. Jumlah kasus yang meningkat di triwulan pertama dipengaruhi kesadaran masyarakat yang meningkat untuk melaporkan tindak kekerasan.

"Alhamdulillah, sekarang banyak masyarakat peduli terhadap tindakan kekerasan, jadi banyak yang melaporkan. Melapor tetangganya, saudaranya dan tindakan kekerasan teehadap anak terkait seksual anak banyak," kata dia.

Ia mengungkapkan, pihaknya melakukan pendampingan secara psikologi terhadap korban kekerasan hingga jika kasus tersebut berlanjut ke wilayah hukum. Selain itu, pihaknya melakukan penilaian atau assement terhadap korban kekerasan tersebut.

Irma mengatakan, seluruh pelayanan dan pendampingan yang dilakukan bersifat gratis. Oleh karena itu, masyarakat diminta melaporkan apabila mengetahui terjadi tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.

"Mungkin dalam pandemi ini (penyebabnya) karena sering banyak bertemu (suami istri) dan faktor ekonomi. Sehari 24 jam banyak kaum bapak tidak bekerja bersama dalam satu rumah tangga kesadaran kurang emosi tinggi," kata dia.

Irma menambahkan, sejauh ini belum terdapat laporan yang diterima terkait perdagangan perempuan dan anak. Pihaknya juga mendorong lingkungan korban kekerasan untuk terlibat dalam proses pendampingan dan pemulihan.

Terkait dengan kasus pelecehan seksual terhadap sejumlah anak oleh Marbot di wilayah Cidadap, ia mengaku sudah mengarahkan tim melakukan trauma healing kepada para korban. Pihaknya terus memantau perkembangan anak hingga dalam kondisi sehat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement