Rabu 02 Dec 2020 17:20 WIB

Digital Incubator Playbook Resmi Diluncurkan Menristek

Digital Incubator Playbook merupakan buku panduan bagi inkubator bisnis digital.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Digital Incubator Playbook diluncurkan seacara resmi oleh Menristek RI Bambang P S Brojonegoro, secara virtual, Selasa petang (1/12).
Foto: Istimewa
Digital Incubator Playbook diluncurkan seacara resmi oleh Menristek RI Bambang P S Brojonegoro, secara virtual, Selasa petang (1/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Digital Incubator Playbook diluncurkan seacara resmi oleh Menristek RI Bambang P S Brojonegoro, secara virtual, Selasa petang (1/12). Buku ini terdiri atas 6 Bab dan 221 halaman.

Bagi inkubator, start-up, atau khalayak yang memerlukan buku ini, versi preview dapat diunduh via website mikti.id. Sedangkan full version dapat diperoleh dengan mengajukan permohonan ke e-mail [email protected].

Menurut Ketua Umum MIKTI, Joddy Hernandy, Digital Incubator Playbook merupakan buku yang berisi panduan bagi inkubator bisnis digital di Indonesia, mulai dari merancang, mengelola, hingga mengevaluasi seluruh proses bisnis dalam inkubator. Buku ini, merupakan ekstraksi pengetahuan dan pengalaman pengelolaan inkubator bisnis digital MIKTI yang dilengkapi dengan perspektif dari berbagai pihak.

Buku ini, kata dia, diharapkan dapat menjadi pengatahuan dan pengalaman yang dapat dimanfaatkan oleh pihak lain yang akan menyelenggarakan program inkubasi di bidang digital. "Kami berharap, dapat memunculkan start-up berkualitas, bahkan unicorn," ujar Joddy dalam siaran persnya, Rabu (2/12).

Pada dasarnya, MIKTI membuka kerja sama dengan berbagai pihak, mengingat tujuan MIKTI adalah membantu Indonesia untuk lebih maju dan bersaya saing dengan telnologi yang ada saat ini. Adapun visi MIKTI adalah membangunn ekosistem yang berkelanjutan.

Sementara menurut Ketua Tim Penulis Digital Incubator Play, Indra Purnama, latar belakang penulisan buku ini adalah pemahaman bahwa Indonesia telah menjadi pasar untuk produk digital. 

"Kami harap peluang tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh start-up Indonesia. Dalam hal ini, inkubator atau inkubasi bisnis merupakan pendekatan yang paling tepat dan paling sistematis untuk menumbuhkembangkan start-up," kataya. 

Menristek Bambang Brojonegoro menilai, buku ini bisa menjadi manual bagi para inkubator di Indonesia yang saat ini perannya sangat dibutuhkan untuk mendukung dan menumbuhkembangkan kewirausahaan dalam bentuk start-up di Indonesia. Apalagi, peluang ekosistem start-up di dunia mencapai $3 triliun.

Jakarta, kata dia, termasuk ranking 2 emerging ekosistem di dunia, lebih baik dibanding Kualalumpur, Manila, dan Bangkok, tetapi belum diimbangi dengan jumlah wirausaha di Indonesian yang saat ini baru mencapai 3 persen dari jumlah penduduk. 

Saat ini, kata dia, lebih banyak warga Indonesia yang lebih memilih menjadi pekerja dibanding berwirausaha. Mindset inilah yang harus diubah. 

"Di sinilah inkubator berperan. Inkubator harus mampu membimbing dan memberi pemahaman sehingga kewirausahaan di Indonesia dapat menjadi arus utama," ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement