Sabtu 31 Oct 2020 18:06 WIB

'Tanjakan Naga' Lembang, Polisi Dorong dan Ganjal Kendaraan

Banyak motor maupun mobil yang tidak kuat menanjak hingga sebabkan kemacetan.

Warga membantu mendorong kendaraan yang tidak kuat menanjak di jalur alternatif menuju Lembang, di Jalan Punclut, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat(30/10). Banyaknya kendaraan yang berhenti ditanjakan menjadi salah satu penyebab kemacetan di jalur punclut.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Warga membantu mendorong kendaraan yang tidak kuat menanjak di jalur alternatif menuju Lembang, di Jalan Punclut, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat(30/10). Banyaknya kendaraan yang berhenti ditanjakan menjadi salah satu penyebab kemacetan di jalur punclut.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Arus balik kendaraan pada liburan panjang mulai terjadi, akhir pekan Sabtu (31/10). Antrian ribuan kendaraan pun tak terelakan terjadi di ruas jalan Lembang, Kabupaten Bandung. 

Sejumlah anggota dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Cimahi bersama warga setempat bahkan membantu mendorong dan mengganjal kendaraan yang tidak kuat menanjak di Jalan Punclut-Pagermaneuh, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Di kawasan tersebut, memang banyak kendaraan baik sepeda motor maupun mobil yang tidak kuat menanjak hingga mengalami kemacetan.

"Kendaraannya memang sepertinya tidak dipersiapkan dulu, kita membantu pada saat kendaraan itu naik, kita mendorong," kata Kasatlantas Polres Cimahi AKP Susanti Samaniah, di Bandung Barat, Sabtu (31/10).

Di kawasan itu memang terdapat sejumlah rumah makan yang yang kerap menjadi pilihan wisatawan setelah atau sebelum ke tempat wisata. Peristiwa banyaknya kendaraan yang tak kuat menanjak itu tepatnya terjadi di Jalan Pagermaneuh. Tanjakan itu pun dinamakan oleh warga setempat sebagai 'Tanjakan Naga'. 

Selain tanjakan yang curam, jalan di lokasi tersebut juga tidak terlalu lebar. Karena jalan tersebut merupakan jalur alternatif bagi wisatawan untuk menuju kawasan Lembang guna menghindari kepadatan di gerbang tempat wisata Farmhouse.

Tak jarang kemacetan terjadi di tanjakan itu, dikarenakan kendaraan yang tidak kuat menanjak, sehingga terkadang penumpang diminta untuk turun dari kendaraan untuk mengurangi beban kendaraan.

Apabila tidak ada petugas polisi, masyarakat setempat mengambil alih untuk melakukan pengaturan arus kendaraan di sana. Karena itu, Susanti mengimbau, kepada masyarakat pengguna jalan yang berencana menggunakan jalur alternatif itu agar mempersiapkan kendaraannya dalam kondisi yang prima.

Bukan hanya untuk menanjak, namun juga untuk turun dari tanjakan itu, sehingga pengguna jalan dapat terhindar dari masalah performa kendaraan seperti rem yang blong."Apa lagi sekarang musim hujan, sekarang kepada para pengendara untuk berhati-hati menyiapkan kendaraannya," kata Susanti.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement