Kamis 01 Oct 2020 19:33 WIB

86 Orang Positif dari Klaster Pesantren di Tasikmalaya

Seluruh pasien telah ditangani oleh tim dari Dinas Kesehatan.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas kesehatan melakukan pengambilan sampel tes usap/ SWAB di Pondok Pesantren. Ilustrasi
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petugas kesehatan melakukan pengambilan sampel tes usap/ SWAB di Pondok Pesantren. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya menyebut berdasarkan informasi awal yang diterima terdapat 86 orang positif Covid-19 dari salah satu pesantren di kawasan Cipasung, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. Namun, data itu belum diverifikasi ulang oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya.

Asisten Daerah I Sekretariat Daerah Kabupaten Tasikmalaya, Ahmad Muchsin mengatakan, berdasarkan informasi yang dimilikinya, terdapat 86 orang positif dari pesantren itu. Seluruh pasien telah ditangani oleh tim dari Dinas Kesehatan.

Baca Juga

"Sudah ditangani. Tak ada apa-apa," kata dia, Kamis (1/10).

Ia mengatakan, sebagian pasien telah dibawa ke rumah sakit. Namun, masih ada pasien lainnya yang dikarantina mandiri di lingkungan pesantren.

Ahmad belum bisa memastikan penyebab awal penyebaran virus corona di lingkungan pesantren tersebut. Menurut dia, penulusuran masih dilakukan oleh Dinas Kesehatan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Heru Suharto mengatakan, hingga Kamis (1/10)  sore data resmi kasus terkonfirmasi positif di wilayahnya tercatat 92 kasus. Sebanyak 58 orang dinyatakan sembuh, 32 orang masih dalam perawatan, dan tiga orang meninggal dunia.

Untuk klaster pesantren, ia belum mau membuka data pastinya. Menurut dia, data pasti masih dalam verifikasi. "Kalau sudah direkap. Kita masih dalam penyelidikan epidemologi data di pesantren. Kalau sudah yakin kita akan sampaikan," kata dia.

Kendati demikian, pihaknya sudah mengambil langkah antisipasi penyebaran kasus di pesnatren tersebut. Salah satunya dengan memortal jalan menuju lingkungan pesantren.

"Mereka di pesantren isolasi ada pengawasan gugus tugas," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement