Ahad 30 Aug 2020 22:54 WIB

Ciamis dan Pangandaran Bersiap Hadapi Bencana Kemarau

Kekeringan yang terjadi pada musim kemarau kali ini tak semasif tahun sebelumnya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi kekeringan.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Ilustrasi kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencatat kekeringan mulai terjadi di sejumlah wilayah. Kendati demikian, kekeringan yang terjadi pada musim kemarau kali ini tak semasif tahun sebelumnya.

Di Kabupaten Ciamis misalnya, BPBD Kabupaten Ciamis hingga saat ini belum menerima permintaan untuk pendistribusian air bersih dari masyarakat. Artinya, ketersediaan air bersih di masyarakat masih relatif aman.

Baca Juga

"Hingga saat ini belum ada laporan masuk ke pusdalops. Sampai saat ini kita masih kemarau basah," kata Pelaksana tugas Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ciamis, Memet Hikmat, saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (30/8).

Ia mengatakan, pihaknya sempat menerima permintaan untuk distribusi air bersih dari masyarakat di Kecamatan Pamarican sekira dua bulan lalu. Namun, ketika didatangi ke lokasi, permintaan air bersih itu bukan untuk kebutuhan warga, melainkan untuk kebutuhan yang lain.

Kendati belum ada permintaan air bersih dari warga, BPBD Kabupaten Ciamis telah menyiagakan sejumlah peralatan untuk mendistribusikan air bersih jika diperlukan. Misalnya, saat ini BPBD telah menyiapkan mobil tangki.

"Kalau tahun lalu kita belum punya mobil tangki, jadi pinjam ke PDAM. Sekarang ada, jadi penanganan dapat lebih baik," kata Memet.

Ia menambahkan, pihaknya juga telah melakukan pemetaan wilayah yang berpotensi mengalami kekurangan air bersih. Ia menyebutkan, wilayah yang berpotensi kekeringan itu di Banjarsari, Pamarican, Cijeungjing, Cisaga, Panawangan, Rajadesa, Cihaurbeuti, dan Panumbangan. Namun diperkirakan, kemarau kali ini diperkirakan tak separah tahun lalu.

"Kalau tahun kemarin itu ada 22 dari 27 kecamatan di Ciamis yang terdampak kekeringan," kata dia.

Berdasarkan catatan Republika.co.id, pada 2019 hingga Agustus, BPBD Kabupaten Ciamis telah menyalurkan sebanyak 45 tangki atau 222 ribu liter air bersih. Penyaluran air bersih umumnya menyasar Kecamatan Pamarican yang menjadi wilayah terdampak kekeringan paling parah di Kabupaten Ciamis.

Ihwal penanganan jangka panjang, BPBD bekerja sama dengan masyarakat dan dunia usaha, telah melakukan pembuatan kantong air di desa-desa yang rawan kekeringan. Namun, saat ini belum semua desa tertangani.

"Kita terus menyempurnakan. Insyaallah tahun ini tak separah tahun lalu," kata dia.

Sementara di Kabupaten Pangandaran, BPBD Pangandaran telah menerima permintaan air bersih dari masyarakat. Namun, baru satu desa di Kecamatan Parigi yang meminta pendistribusian air bersih. Sementara untuk wilayah lainnya masih belum meminta penyaluran air bersih.

"Mudah-mudahan tidak ada laporan kekeringan. Masyarakat juga harus memanfaatkan air bersih secara efisien," kata Ertin Respati, Supervisor Pusdalops BPBD Kabupaten Pangandaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement