Senin 06 Jul 2020 18:50 WIB

Industri Kerupuk Indramayu Sukses Eksis di Tengah Pandemi

Meski permintaan menurun industri kerupuk Indramayu tidak melakukan PHK.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Industri kerupuk juga terimbas dampak Covid-19. Termasuk industri kerupuk di Indramayu.
Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
Industri kerupuk juga terimbas dampak Covid-19. Termasuk industri kerupuk di Indramayu.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Puluhan nampan yang terbuat dari anyaman bambu, berjejeran di pinggir sungai yang mengalir di Blok Dukuh Kerupuk, Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu. Nampan-nampan tersebut berisi kerupuk mentah, yang baru saja selesai diproduksi, dan tengah dijemur di bawah terik matahari.

Deretan nampan berisi kerupuk yang tengah dijemur juga menjadi pemandangan yang sangat mudah ditemui di halaman rumah-rumah warga di blok tersebut. Begitu pula pabrik dan toko-toko yang menjual kerupuk, terlihat di mana-mana. Tak heran, blok tersebut memang merupakan sentra industri pembuatan kerupuk di Kabupaten Indramayu.

Baca Juga

Ada bermacam-macam kerupuk yang diproduksi di kampung tersebut. Selain kerupuk ikan, ada juga kerupuk udang, kerupuk bawang, kerupuk jengkol, kerupuk kulit ikan dan kerupuk lainnya.

Di Dukuh Kerupuk, ada banyak pengusaha kerupuk, mulai dari pengusaha kecil hingga besar. Mereka sudah menjalankan usaha kerupuk itu sejak sekitar 1980.

 

Ketua Asosiasi Pengusaha Kerupuk Indramayu (APKI), Murtasim, menyebutkan saat ini, ada sekitar 35 pengusaha kerupuk di Dukuh Kerupuk. Jika digabungkan, maka total produksi kerupuk yang mereka hasilkan rata-rata 1.200 ton per bulan.

‘’Kerupuk itu dipasarkan ke berbagai daerah, baik di Pulau Jawa maupun luar Pulau Jawa,’’ kata Murtasim, Senin (6/7).

Di masa pandemi Covid-19, industri kerupuk di Dukuh Kerupuk pun turut mengalami imbasnya. Produksi kerupuk mereka mengalami penurunan penyerapan oleh pasar. Pasalnya, di masa pandemi, pemerintah telah melarang diadakannya kerumunan, termasuk pesta hajatan. Padahal, kerupuk biasanya menjadi salah satu menuk makanan yang disajikan dalam hajatan.

‘’Ya (pemasaran) menurun sekitar 25 persen,’’ terang pengusaha kerupuk dengan produk merek ‘Kelapa Gading’ tersebut.

Meski demikian, para pengusaha kerupuk tak pernah berhenti berproduksi membuat kerupuk. Karenanya, tak ada pekerja mereka yang dirumahkan atau kehilangan pekerjaan. Semuanya tetap bekerja seperti biasa.

Murtasim menyebutkan, setiap pengusaha kerupuk memiliki jumlah pekerja yang beragam. Ada yang memiliki 50 orang pekerja, 75 pekerja, 100 pekerja ataupun lebih.

Untuk mencegah Covid-19, APKI pun membuat Surat Edaran Nomor 027/IX/APKI/2020 yang dikeluarkan pada 1 April 2020. Surat ditandatangani oleh Ketua APKI, Murtasim dan Kepala Desa Kenanga, Darpani.

Dalam surat itu, para pengusaha kerupuk dan pekerjanya diimbau untuk membiasakan diri dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu, mereka diharuskan menjaga kebersihan lingkungan pabrik dengan melaksanakan penyemprotan kepada karyawan/tamu yang akan masuk ke lingkungan pabrik serta mesin produksi dan lingkungan pabrik.

‘’Setiap Rabu dan Kamis pabrik tidak produksi atau libur karena untuk pelaksanaan penyemprotan disinfektan Covid-19 massal, baik dari Pemdes Kenanga ataupun penyemprotan mandiri oleh masing-masing pabrik,’’ tutur Murtasim.

Para pengusaha kerupuk juga diminta menyediakan sarana untuk cuci tangan berupa air mengalir dan sabun/hand sanitizer. Pengusaha pun mesti memberikan masker kepada setiap pekerjanya.

Saat proses produksi kerupuk berlangsung, setiap pekerja diharuskan menjaga jarak minimal satu sampai dua meter. Shift kerja juga diterapkan untuk mengurangi kerumunan massa. ‘’Sejak pandemi Covid-19 berlangsung, kami sudah bertekad untuk menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19,’’ tukas Murtasim.

Para pengusaha kerupuk pun mendukung sepenuhnya langkah yang dilakukan Pemkab Indramayu bersama Polres dan Kodim Indramayu, yang menjadikan Dukuh Kerupuk Desa Kenanga sebagai Kampung Tangguh Lembur Tohaga Lodaya. Penetapan kampung tangguh itu diresmikan Plt Bupati Indramayu, Taufik Hidayat, Jumat (3/7).

Selain industri kerupuk, Desa Kenanga juga memiliki potensi ekonomi lain yang tetap berjalan di masa pandemi. Yakni sektor pertanian, perikanan dan peternakan.

Dari segi kesehatan, selain penerapan protokol kesehatan di pabrik-pabrik kerupuk, di Dukuh Kerupuk juga sudah dilengkapi dengan check point di gerbang masuk desa, rumah karantina dan sekretariat bersama.

Sebagian besar masyarakat di blok tersebut juga terlihat telah mengenakan masker dalam aktivitas mereka sehari-hari. Di setiap mulut gang, termasuk gang-gang kecil, telah disediakan tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun cair.

Plt Bupati Indramayu, Taufik Hidayat menilai, upaya pencegahan Covid-19 dalam bidang kesehatan telah dilaksanakan dengan baik di Blok Dukuh Kerupuk. Langkah itupun berjalan beriringan dengan kegiatan ekonomi yang tetap berjalan di desa tersebut. ‘’Di kampung tangguh Dukuh Kerupuk ini sudah berjalan seimbang antara kesehatan dan ekonomi, dua-duanya tetap berjalan,'' kata Taufik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement