Selasa 16 Jun 2020 04:27 WIB

Terminal Tasikmalaya Telah Beroperasi, Penumpang Masih Sepi

Kapasitas penumpang bus dibatasi hanya 50 persen dan tarif naik hingga 100 persen

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Suasana di Terminal Indihiang, Kota Tasikmalaya, Senin
Foto: Bayu Adji P
Suasana di Terminal Indihiang, Kota Tasikmalaya, Senin

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Terminal Indihiang di Kota Tasikmalaya telah kembali beroperasi sejak Senin (8/6). Namun, aktivitas bus dan penumpang yang ada di terminal tipe A itu belum terlalu ramai.

Berdasarkan pantauan Republika hanya terdapat beberapa bus yang terparkir di terminal itu. Sementara jumlah penumpang yang mengisi bus-bus itu juga masih sedikit. 

Kepala Terminal Indihiang, Jenny M Wirandani mengatakan, kegiatan di terminal itu telah beroperasi sejak sepekan ke belakang. Awalnya hanya bus antarkota dalam provinsi (AKDP) yang diperbolehkan beroperasi. Namun, sejak Kamis (11/6) bus antarkota antarorovinsi juga telah kembali diizinkan beroperasi, seusai surat edaran dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Tapi bus AKAP yang boleh beroperasi hanya dengan tujuan ke zona hijau. Untuk tujuan zona merah belum boleh beroperasi," kata dia kepada Republika, Senin (15/6).

Menurut dia, bus-bus dengan tujuan Jabodetabek telah dibiarkan kembali beroperasi. Sebab, wilayah itu sudah masuk dalam kategori zona hijau. 

Kendati demikian, khusus untuk masuk wilayah Jakarta, calon penumpang harus membawa surat izin keluar masuk (SIKM). Sementara untuk menuju wilayah lainnya, penumpang hanya diwajibkan membawa surat keterangan sehat dari puskesmas. "SIKM itu hanya bisa diurus melalui aplikasi. Jadi tak bisa langsung diurus di terminal," kata dia.

Jenny menambahkan, sejak pembukaan kembali operasional, pihaknya telah memasang wastafel di lima titik terminal. Selain itu, siapkan juga bilik disinfektan untuk penumpang yang turun di terminal. Ia mengatakan, setiap penumpang yang turun di terminal wajib masuk ke bilik disinfektan.

Selain itu, di Terminal Indihiang juga telah berdiri posko penjagaan yang diisi oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya. Petugas di pos akan melakukan pengawasan untuk kepada setiap penumpang yang datang ke terminal.

"Petugas akan memberikan masker kepada penumpang yang tidak menggunakan. Lalu kita sudah memeberi tanda jaga jarak ke kursi-kursi tunggu," kata dia.

Jenny menambahkan, saat ini, setiap kendaraan yang hendak berangkat wajib disemprot disinfektan di bagian luarnya. Sementara untuk bagian dalam kendaraan harus disemprot disinfektan di pul bus masing-masing.

Tak hanya itu, bus juga tak boleh menaikkan penumpang melebihi kapasitas. Jenny menjelaskan, saat ini penumpang yang dibawa oleh bus hanya boleh maksimal 50 persen dari kapasitas seharusnya.

"Kalau ada bus yang nakal, kita akan turunkan dan menunggu pemberangkatan selanjutnya. Tapi sampai sekarang penumpangnya belum ada yang lebih dari 50 persen. Jadi belum ada yang melanggar," kata dia.

Jenny menyebut, hingga saat ini jumlah kendaraan yang beroperasi baru sekira 30 persen dari jumlah seluruh kendaraan yang biasa masuk ke Terminal Indihiang. Sementara jumlah penumpang pun masih sedikit.

Berdasarkan data Terminal Indihiang, selama sepekan beroperasi tercatat ada 446 bus AKAP yang datang dan membawa 3.777 penumpang. Sementara itu, kendaraan yang berangkat dari terminal terbesar di Kota Tasikmalaya itu tercatat 332 unit dan membawa 2.477 penumpang.

Angka itu masih jauh di bawah jumlah normal yang biasa keluar-masuk Terminal Indihiang. Misalnya pada 16 Januari 2020, ketika belum terjadi pandemi Covid-19. Ketika itu, jumlah kendaraan yang masuk dalam satu hari tercatat 351 unit membawa 2.188 penumpang. Sementara kendaraan yang keluar tercatat 54 unit dan membawa 511 penumpang.

Salah seorang pengurus PO Bus Primajasa di Terminal Indihiang, Arman (35 tahun) mengatakan, penumpang yang hendak berangkat diwajibkan membawa surat sehat, sesuai aturan yang ditetapkan pemerintah. Jika terdapat penumpang yang tak membawa surat keterangan sehat disarankan tak berangkat. Sebab, jika memaksakan berangkat dikhawatirkan diperiksa di jalan dan dirusuh turun.

Selain itu, jumlah penumpang yang naik juga dibatasi hanya 50 persen dari kapasitas bus. Karena itu, pihak bus menaikan tarif sekira 100 persen. "Biasa Rp 60 ribu ke Bekasi, sekarang Rp 100 ribu. Soalnya yang beragkat dari sini rata-rata satu bus ada 10 orang. Kapasitas busnya mah 60 kursi," kata dia.

Ia menyebut, bus Primajasa baru beroperasi sejak sepekan terakhir. Untuk saat ini, busnya baru beroperasi untuk tujuan Lebak Bulus dan Bekasi. Sementara bus yang ke Cililitan dan Kampung Rambutan belum bisa beroperasi lantaran terminal belum dibuka.

Pengurus bus Doa Ibu di Terminal Indihiang, Agam (55) mengatakan, baru beberapa bus Doa Ibu yang beroperasi, di antaranya ke Cikarang dan Jakarta. Ia menyebut, rata-rata penumpang yang berangkat dari Terminal Indihiang hanya 10 orang."Sekarang masih pada takut," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement