Jumat 12 Jun 2020 03:28 WIB

Tak Ada Tes Swab Ulang di Kampung Buninagara Tasikmalaya

Tidak perlu tes swab ulang karena sudah dipastikan tidak ada yang positif lagi

Rep: Bayu Adji P / Red: Hiru Muhammad
Pelaksanaan tes swab massal di Kampung Buninagara, Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Selasa (2/6).
Foto: bayu adji p
Pelaksanaan tes swab massal di Kampung Buninagara, Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Selasa (2/6).

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA--Karantina mikro yang diterapkan di Kampung Buninagara, Kelurahan Nagarasari, Kota Tasikmalaya, resmi dihentikan sejak Ahad (7/6). Sebab, hasil tes swab 95 orang yang dilakukan di wilayah itu seluruhnya menunjukan hasil negatif.

Camat Cipedes Sofian Zaenal Muttaqin mengatakan, lantaran tak ada kasus positif tambahan, Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan Gugus Tugas Covid-19 Kota Tasikmalaya memutuskan untuk mengakhiri masa karantina mikro. Saat ini, warga kembali dapat beraktivitas seperti semula, tapi tetap harus menerapkan protokol kesehatan."Alhamdulillah semua negatif Covid-19," katanya Rabu (10/6).

Berdasarkan rencana awal, tes swab massal di wilayah itu seharusnya dilakukan dua kali. Tes swab kedua dilakukan setelah 14 hari pelaksanaan tes yang pertama. 

Namun, dari hasil rapat koordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jabar, dinyatakan tidak perlu dilakukan swab ulang. "Karena sudah dipastikan tidak ada yang positif lagi," kata dia.

Ihwal protes sejumlah warga yang dikarantina terkait tak bisa mendapatkan penghasilan, Sofian mengatakan, rencana awal seharusnya ada insentif dari Gugus Tugas Provinsi Jabar berupa bantuan tunai. Namun, hingga karantina mikro diakhiri, ternyata tidak ada kepastian terkait bantuan itu.

"Akhirnya saya menghadap ke Wali Kota. Sudah diusulkan, ada 14 KK yang dikarantina mikro akan mendapat bantuan. Bantuannya rencana berupa uang tunai dari APBD kota," kata dia.

Menurut dia, sesuai rencana awal, warga yang dikarantina seharusnya mendapat bantuan berupa uang tunai sebesar Rp 500 ribu. Namun, karena karantina hanya dilakukan selama tujuh hari, bantuan yang diberikan hanya setengahnya. 

Sofian menambahkan, selama menjalani karantina mikro, kebutuhan pangan warga juga dijamin oleh pemerintah. Selain itu, warga yang menjalani karantina juga mendapat bantuan sembako. "Untuk bantuan tunai, warga tidak perlu khawatir. Insya Allah dalam waktu dekat akan ada bantuan tunai untuk yang dikarantina," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, sebanyak 95 orang yang diperiksa di wilayah itu tak ada satu pun yang positif Covid-19. Karena itu, karantina mikro dinyatakan berakhir."Berkaitan hal itu, hari ini mirko karantina akan dibuka," kata dia.

Berkaitan dengan jumlah sampel yang diperiksa, Uus mengatakan, sebelumnya dinas kesehatan memang menargetkan melakukan tes swab kepada 100 orang di wilayah itu. Namun, hanya 95 orang yang diperiksa. Menurut dia, ada satu keluarga berjumlah lima orang yang pindah ke Bandung sebelum pemeriksaan dilakukan."Yang lima orang itu sudah pindah ke Bandung," kata dia.

Namun, lanjut dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat terkait di Bandung untuk melakukan penanganan kepada lima orang tersebut. Kendati demikian, ia meyakini lima orang tersebut tak terpapar Covid-19.

Ihwal satu kasus positif di wilayah itu, Uus mengatakan, saat ini pasien telah dinyatakan negatif melalui tes swab lanjutan. Pasien yang notabene merupakan karyawan toko serba ada (toserba) Yogya Ciamis itu sempat dirawat di RSUD dr Soekardjo. Namun, saat ini pasien itu telah diperbolehkan kembali ke rumah.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement