Rabu 12 Oct 2022 05:27 WIB

TransJakarta Tampik Komersialkan Tugu Selamat Datang

Fasilitas sky deck di Halte TransJakarta Bundaran HI hanya untuk penumpang.

Sejumlah warga berada di anjungan Halte Transjakarta Bundaran HI yang masih dalam masa uji coba, Jakarta, Ahad (9/10/2022). Halte Transjakarta Bundaran HI yang sudah hampir rampung tersebut saat ini tengah dilakukan masa uji coba. Nantinya, halte ini disebut bakal dilengkapi area komersial, toilet, Mushola, lift prioritas, hingga area anjungan di lantai atas yang dapat menjadi spot foto baru dengan latar belakang Patung Selamat Datang dan air mancur Bundaran HI. TransJakarta Tampik Komersialkan Tugu Selamat Datang
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah warga berada di anjungan Halte Transjakarta Bundaran HI yang masih dalam masa uji coba, Jakarta, Ahad (9/10/2022). Halte Transjakarta Bundaran HI yang sudah hampir rampung tersebut saat ini tengah dilakukan masa uji coba. Nantinya, halte ini disebut bakal dilengkapi area komersial, toilet, Mushola, lift prioritas, hingga area anjungan di lantai atas yang dapat menjadi spot foto baru dengan latar belakang Patung Selamat Datang dan air mancur Bundaran HI. TransJakarta Tampik Komersialkan Tugu Selamat Datang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BUMD DKI Jakarta PT TransJakarta menampik melakukan komersialisasi Tugu Selamat Datang lewat Halte TransJakarta Bundaran Hotel Indonesia (HI) yang sedang direvitalisasi.

"Kami tidak sependapat dengan hal itu ya, karena TransJakarta ini, kita sifatnya inklusif, jadi ini sesuatu yang bisa dinikmati oleh semua orang sebenarnya," kata Direktur Operasional PT TransJakarta, M Indrayana, Selasa (11/10/2022).

Baca Juga

Tentunya, kata dia, harus ada proses yang dijalankan. Misalnya terkait dengan penggunaan tiket ataupun QR Code.

Namun, dia mengakui yang bisa menikmati benda cagar budaya tersebut lewat fasilitas sky deck di lantai dua halte haruslah penumpang TransJakarta. Dengan penggunaan tiket ataupun QR Code itu, tidak semua orang bisa masuk ke Halte TransJakarta Bundaran HI itu. Ia bisa mendata jumlah orang yang datang dan menggunakan fasilitas di sana.

"Saya tidak ingin bicara tarif ya, tapi artinya yang saat ini kita jalankan juga sudah sesuai dengan aturan, yakni seperti yang disampaikan oleh gubernur bahwa harus 'tap in' dan 'tap out'," kata dia.

Terlebih hampir seluruh masyarakat Jakarta atau yang berkegiatan di Jakarta adalah pelanggan TransJakarta. Bahkan TransJakarta juga menyediakan fasilitas-fasilitas khusus untuk masyarakat dengan kriteria tertentu.

"Sekarang kriteria pelanggan itu yang masuk dan menggunakan tiket, tapi kan bagi masyarakat yang, misalnya disabilitas terus memenuhi kriteria-kriteria tertentu seperti lansia dan lain-lain mereka juga bisa mendapatkan kartu gratis," katanya.

Artinya tidak mengurangi inklusivitas dari halte ini ataupun seluruh fasilitas TransJakarta. Adanya halte dengan fasilitas sky deck tersebut, kata Indrayana, memberikan opsi lain dalam menikmati pemandangan Bundaran HI dan Tugu Selamat Datang walau pandangan ke tugu tersebut terhalang.

"Pandangan kita ke Tugu Selamat Datang memang terganggu seandainya kita berada di median jalan, tapi sebagai gantinya kita bisa memberikan suatu area yang baru yang jauh lebih baik yang juga bisa dinikmati oleh masyarakat banyak," katanya.

Sebelumnya, sejarawan JJ Rizal memprotes revitalisasi Halte TransJakarta Bundaran HI karena dinilai melanggar kawasan ODCB yang perlakuannya sama dengan cagar budaya. Ia meminta agar pembangunan halte yang digadang ikonik itu untuk dihentikan.

"Halte tetap di tempat tetapi carilah model arsitektur yang ramah dan respek pada kawasan sejarah, desain yang lebih menghormat vista cagar budaya, bukan yang dengan sengaja malah memanfaatkan ruang yang bernilai komersial untuk komersialisasi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement