Kamis 01 Sep 2022 14:51 WIB

Tekan Inflasi, Wali Kota Tangerang Ajak Kegiatan Urban Farming

Penyumbang inflasi terbesar adalah konsumsi makanan, cabai merah dan bawang merah.

Rep: Eva Rianti/ Red: Erik Purnama Putra
Wali Kota Tangerang, Arief Rachadiono Wismansyah.
Foto: Dok Pemkot Tangerang
Wali Kota Tangerang, Arief Rachadiono Wismansyah.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah mendorong perluasan kegiatan perekonomian masyarakat dengan menerapkan urban farming. Langkah itu sebagai upaya menggerakkan perekonomian sekaligus mengantisipasi dampak inflasi yang tinggi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Kota Tangerang bergerak di angka 4,5 persen. Angka tersebut masih di bawah angka inflasi nasional sebesar 4,9 persen. Data BPS juga mencatat pada Juli 2022 inflasi indeks harga konsumen (IHK) di Kota Tangerang sebesar 0,21 persen, terendah dibandingkan dengan Kota Serang dan Cilegon yang menjadi lokus survei dari BPS.

"Meskipun inflasi di Kota Tangerang masih di bawah inflasi nasional, namun kita harus tetap waspada," kata Arief di Kota Tangerang, Provinsi Banten, Kamis (1/9/2022).

Arief meminta jajaran Pemkot Tangerang untuk bisa melakukan upaya antisipasi dampak inflasi melalui program-program yang inovatif. "Kita harus bisa merumuskan strategi apa yang bisa mengendalikan inflasi, mendorong ekonomi sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan lapangan pekerjaan," jelasnya.

Arief menyampaikan, peran penting usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalan menggerakkan perekonomian masyarakat, terutama di tengah ancaman resesi global sebagai dampak perang Rusia-Ukraina serta pandemi Covid-19. Dia pun menginstruksikan kepada para camat untuk melakukan pembinaan terhadap para UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional.

Arief juga meminta program urban farming untuk diperluas, tidak hanya di tingkat kelompok wanita tani (KWT), tetapi juga seluruh lapisan masyarakat termasuk di lingkungan sekolah. Mengutip data BPS, kata Arief, penyumbang inflasi terbesar adalah dari konsumsi energi dan konsumsi makanan, seperti cabai merah dan bawang merah.

"Jangan hanya KWT saja, anak-anak di sekolah dilibatkan, ajak mereka belajar berkebun tanaman-tanaman cepat panen, misal menanam cabai, tomat dan lainnya," kata Arief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement