Ahad 12 Jun 2022 11:03 WIB

Taman Safari Kembali Gelar International Animal Photo and Video Competition

Lomba foto bertujuan mendukung upaya perlindungan dan pelestarian satwa

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Gita Amanda
Taman Safari Indonesia (TSI) kembali menggelar perhelatan International Animal Photo and Video Competition (IAPVC) 2022, dengan mengangkat tema “Bring The Wildlife Through Your Lens”.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Taman Safari Indonesia (TSI) kembali menggelar perhelatan International Animal Photo and Video Competition (IAPVC) 2022, dengan mengangkat tema “Bring The Wildlife Through Your Lens”.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Taman Safari Indonesia (TSI) kembali menggelar perhelatan International Animal Photo and Video Competition (IAPVC) 2022. Lomba foto dan video satwa terbesar di Indonesia ini telah memasuki usianya yang ke-31, dengan mengangkat tema “Bring The Wildlife Through Your Lens”.

Deputi Direktur TSI yang juga Ketua Umum Perhimpunan Usaha Pariwisata Indonesia, Hans Manansang, mengatakan dengan tujuan ingin mendekatkan para fotografer kepada para satwa.

Baca Juga

“Sekaligus turut berperan dalam membantu upaya perlindungan, pemantauan, serta pelestarian dan konservasi satwa. Karena seiring dengan kemajuan zaman, terjadi kerusakan alam dan kepunahan satwa,” kata Hans di TSI Cisarua Bogor, Sabtu (11/6/2022) lalu.

Lebih lanjut, Hans mengatakan, lomba foto yang digagas oleh Emil Salim ini diadakan dengan berbeda pada tahun ini. Dimana lomba yang digelar tidak hanya untuk foto, namun juga untuk video short movie atau film pendek.

 

Dia berharap, melalui lomba pembuatan video akan semakin banyak karya visual serta kreativitas yang dihasilkan oleh para fotografer. Hans menyebutkan, kategori lain yang turut dikompetisikan dalam IAPVC tahun in yaitu Endangered Animal, Essay Photography, Photo General and Social Media Photo Contest.

“Jadi ada dua versi. Ada road show, yaitu mini photo contest yang dibagi per kategori hadiahnya. Kedua, ada kejuaraan umum online submission yang dimulai hari ini sampai 30 September 2022,” jelasnya.

Kepala Subdirektorat Pengawetan Spesies dan Genetik pada Dikjen KSDAE KLHK, Badiah, yang turut hadir mengatakan TSI merupakan salah satu lembaga Konservasi hewan pertama di Indonesia.

Pemerintah sendiri, kata dia, berkomitmen untuk melindungi spesies genetik. Tidak hanya melalui kawasan konservasi insitu yang melindungi satwa dan tumbuhan. Namun juga memberikan izin kepada swasta dan lembaga usaha untuk bisa berkontribusi dengan mendirikan lembaga konservasi.

“Tujuan lomba untuk membantu konservasi jenis atau satwa berkembang biak, meningkatkan populasi dan melepasliarkannya. Itulah eksitu link insitu,” jelasnya.

Terkait lomba yang digelar TSI secara internasional, menurutnya bisa memotivasi generasi muda untuk mencintai satwa dan konservasi. Apalagi, mengabadikan satwa melalui foto dan video bukan hal yang mudah.

Misalnya, kata dia, pada kategori endangered animal atau hewan berbahaya, butuh kesabaran. Selain itu, para fotografer dan videografer dapat menghayati spesies yang diabadikan.

“Ini momen bagus untuk diteruskan. Sehingga mudah mudahan banyak inovasi. Kami pemerintah mendukung kegiatan ini untuk menghidupkan rasa cinta para fotografer, videografer untuk mencintai secara umum spesies. Mudah-mudahan dapat beri kontribusi baik untuk konservasi spesies,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement