Jumat 03 Dec 2021 03:29 WIB

Sidang Lanjutan Nia Ardi Digelar Kamis Depan

Nia Ardi terancam pidana empat tahun akibat penggunaan narkotika.

Artis Nia Ramadhani bersama suaminya Ardi Bakrie saat menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (2/12). Sidang perdana beragendakan pembacaan dakwaan yang langsung dilanjutkan dengan mendengarkan keterangan saksi terkait kasus penyalahgunaan narkoba yang menjerat artis Nia Ramadhani beserta suaminya Ardi Bakrie dan supirnya ZN. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Artis Nia Ramadhani bersama suaminya Ardi Bakrie saat menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (2/12). Sidang perdana beragendakan pembacaan dakwaan yang langsung dilanjutkan dengan mendengarkan keterangan saksi terkait kasus penyalahgunaan narkoba yang menjerat artis Nia Ramadhani beserta suaminya Ardi Bakrie dan supirnya ZN. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat akan menggelar sidang lanjutan dugaan kasus penyalahgunaan narkoba dengan terdakwa sekaligus pasangan selebritis Nia Ramadhani dan Ardiansyah Bakrie, serta sopir pribadi Zen Vivanto. Sidang lanjutan tersebut akan beragendakan mendengarkan keterangan saksi dari Jaksa Penuntut Umum pada Kamis (9/12).

"Persidangan kembali dilaksanakan pada hari Kamis, 9 Desember 2021 pukul 10.00 WIB untuk pemeriksaan saksi Jaksa Penuntut Umum," kata Hakim Ketua Muhammad Damis menutup persidangan perdana di Ruang Sidang Prof. H. Hatta Ali Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (2/12).

Baca Juga

Muhammad Damis juga meminta Jaksa Penuntut Umum untuk menghadirkan sejumlah saksi yang akan memberikan keterangan pada persidangan tersebut. Jaksa Penuntut Umum (JPU) mendakwa Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie, serta sopir pribadi Zen Vivanto dengan pasal penyalahgunaan narkoba karena mengonsumsi narkotika golongan I. "Para terdakwa, Rabu, 7 Juli 2021, sekira jam 08.00 WIB atau setidaknya pada bulan Juli bertempat di rumah Jalan Metro Kencana 5, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, telah melakukan, turut serta melakukan, sebagai penyalahgunaan narkotika golongan I bagi diri sendiri," ujar jaksa dari Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat Andri Saputra saat membacakan surat dakwaannya.

Saat membacakan dakwaan, jaksa menjelaskan bahwa pada Selasa 6 Juli 2021 sekitar pukul 10 malam, Nia dan Ardi meminta Zen untuk membeli narkotika golongan 1 jenis sabu sebanyak satu paket termasuk alat isapnya. Atas permintaan itu, Zen menyanggupi setelah mendapat ongkos pembelian Rp 1,7 juta dari Nia.

Kemudian pada Rabu, 7 Juli pukul 03.00 WIB, Zen menemui Rio, pemasok sabu untuk Nia, di Kebon Kacang untuk menyelesaikan pesanan Nia dan Ardi berupa sabu dan alat isap. "Zen kemudian kembali ke rumah Nia dan Ardi pada pukul 8 pagi. Terdakwa I menyerahkan paket sabu beserta bong kepada Terdakwa II. Setelah itu, Terdakwa I dan II bersama-bersama mengonsumsi jenis sabu," ujar Jaksa Andri.

Jaksa Andri melanjutkan bahwa Zen dan Nia, mengonsumsi obat terlarang itu dengan cara memasukkan sabu ke dalam pipet kaca kemudian bagian bawah pipet kaca tersebut dibakar hingga menghasilkan asap. Lantas asap dari pembakaran sabu tersebut kemudian diisap menggunakan bong oleh Nia dan Zen.

"Setelah selesai, alat isap disimpan oleh Nia dan bong disimpan di kantong celana," ucap Jaksa.

Polres Metro Jakarta Pusat menangkap Zen di depan rumah di Pondok Pinang, dengan barang bukti satu plastik berisi kristal putih narkotika jenis sabu sekitar pukul 15.00 WIB. Hanya berselang 15 menit, polisi kemudian menangkap Nia Ramadhani dan membawa keduanya beserta barang bukti ke Mapolres Jakarta Pusat.

Kemudian sekira jam 19.45 WIB, Ardi menyerahkan diri ke Polres Metro Jakarta Pusat dan selanjutnya terhadap yang bersangkutan dilakukan penangkapan. "Hasil tes urine ketiga terdakwa dinyatakan positif mengonsumsi metamfetamina," kata Jaksa.

Atas perbuatannya itu para terdakwa pun didakwa telah melanggar Pasal 127 ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Jo Pasal 55 ayat 1 KUHP dengan ancaman pidana empat tahun penjara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement