Senin 18 Oct 2021 05:42 WIB

Soal Banjir, PDIP: Anies Seperti Siapkan Kambing Hitam

Ketahanan pangan memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah. 

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Agus Yulianto
Pekerja saat menyelesaikan pembuatan sumur resapan di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (12/10). Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta sudah mengerjakan 6.230 titik sumur resapan dari target 22.292 titik pada tahun 2021 yang bertujuan untuk mengurangi titik genangan saat musim hujan. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pekerja saat menyelesaikan pembuatan sumur resapan di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (12/10). Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta sudah mengerjakan 6.230 titik sumur resapan dari target 22.292 titik pada tahun 2021 yang bertujuan untuk mengurangi titik genangan saat musim hujan. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, Ronny Talapessy, menyebut, pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, soal titik banjir DKI yang sulit diprediksi, terkesan seperti upaya ngeles gubernur. Menurutnya, pernyataan Anies di apel kesiapsiagaan beberapa waktu lalu itu, mencerminkan pemimpin yang tidak serius mengurus banjir di Jakarta.

"Anies jauh-jauh hari sudah seperti menyiapkan kambing hitam," kata Ronny dalam keterangannya, kemarin.

Dia menyinggung, Anies yang beretorika menghitung curah hujan dan debit air. Padahal, jumlah air yang jatuh ke bumi, dinilainya, diluar kuasa. 

"Ini sama saja Anies hendak mengatakan, ‘wahai air hujan, please jangan turun banyak-banyak dong." katanya.

Baca juga : UU Nomor 5816 Siap Menjerat Siapa Pun yang Menghina Ataturk

Pernyataan Anies tersebut, dikatakan Ronny, sangat mengecewakan publik. Pasalnya, Jakarta, disebut PDIP perlu kerja konkret untuk mengatasi banjir alih-alih dari sibuk berteori mengenai hal tersebut.

"Bukan malah sibuk menghitung jumlah air jatuh ke bumi. Pertanyaanya, ngapain ngukur curah hujan kalau drainase tidak dibenahi dengan optimal? Publik tidak mendengar soal ini dari Pak Anies," jelas dia.

Lebih jauh, dia memaparkan, sejak dulu Anies memang menyukai teori-teori soal hujan, tanpa adanya solusi. Bahkan, hal itu dikatakan Ronny, terlihat dari program-program Anies, termasuk sumur resapan yang hanya jadi teori dan tidak berkelanjutan. 

"Teori naturalisasi sungai mengikuti contoh yang ada di luar negeri sampai sekarang juga tidak ada," ungkap dia.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, mengatakan, pihaknya di Jakarta mulai tahun ini, sudah menyiapkan alat ukur curah hujan secara merata. Menurut dia, hal itu akan memudahkan semua pihak, utamanya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI, untuk mengetahui secara persis bagaimana kondisi hujan di DKI.

"Nah, di Jakarta sekarang mulai tahun ini ada alat ukur di seluruh DKI sebanyak 267 kelurahan, sudah punya alat ukur curah hujan," ujar Anies saat memimpin Apel Kesiapsiagaan, di Monas, Rabu (13/10).

Penambahan alat ukur itu cukup drastis dari sebelumnya. Terlebih, saat semula, kata Anies, DKI hanya memiliki 10 alat ukur curah hujan, dan meningkat menjadi 267 alat di semua kelurahan saat ini.za

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement