Rabu 28 Jul 2021 19:08 WIB

JakLingko Terapkan Tarif Lebih Terjangkau Mulai Maret 2022

JakLingko akan meluncurkan kartu transportasi (smart card) dan aplikasi mobile.

Warga berjalan melintasi papan informasi mengenai JakLingko. ilustrasi
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Warga berjalan melintasi papan informasi mengenai JakLingko. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak usaha BUMD DKI Jakarta, PT JakLingko Indonesia menerapkan tarif integrasi antarmoda transportasi yang lebih terjangkau bagi masyarakat di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) mulai Maret 2022. Direktur Utama PT JakLingko Indonesia, Muhamad Kamaluddin menjelaskan, tarif integrasi dengan harga terjangkau diterapkan untuk penggunaan semua moda transportasi di bawah jaringan JakLingko, yakni PT KCI (Kereta Commuter Indonesia), MRT, LRT dan TransJakarta.

"Di Maret 2022, baru mulai diterapkan tarif integrasinya dan akan terus berkembang operator transportasinya sehingga kolaborasi akan lebih luas lagi di luar perusahaan transportasi pemegang saham kami," kata Kamaluddin dalam webinar yang diselenggarakan virtual, Rabu (28/7).

Kamaluddin menjelaskan sebelum tarif integrasi tersebut diberlakukan, JakLingko akan meluncurkan kartu transportasi (smart card) dan aplikasi mobile yang dapat digunakan penumpang untuk sistem pembayaran seluruh moda transportasi pada Agustus mendatang. Pada fase satu tersebut, pengguna dapat merencanakan, memesan dan membayar seluruh moda transportasi dalam satu kartu dan satu aplikasi.

Kemudian pada fase dua yang direncanakan Maret 2022, penerapan tarif integrasi berbasis jarak dengan perhitungan yang lebih terjangkau akan diberlakukan. Integrasi dan kolaborasi tarif tidak hanya dilakukan pada moda transportasi di bawah jaringan JakLingko, tetapi juga pada "bike sharing" seperti Go-Jek dan Grab, taksi hingga tempat wisata.

Kamaluddin memastikan bahwa integrasi tiket dan tarif JakLingko memberi kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan mobilisasi.Selain kepada masyarakat, integrasi ini juga mempertimbangkan manfaat dari sisi operator transportasi umum karena jumlah penumpang dan pendapatan yang akan meningkat serta pembayaran yang terpusat.

Pemprov DKI Jakarta sebagai pemegang saham juga berperan mengurangi subsidi jangka panjang, mengurangi kemacetan dan memperbaiki kualitas udara Ibu Kota dengan penggunaan transportasi umum yang masif."Tentunya integrasi ini bermanfaat untuk semua pihak. Yang jadi prioritas bagi masyarakat harus lebih mudah, lebih nyaman, bisa menjangkau semua moda transportasi, cepat dan efektif," kata dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement